Cermin peradaban
Mengapa orang Tionghoa memasukkan unsur musim, sementara Islam melarang?
Penjelasannya bisa hanya mutlak pada faktor kepercayaan, tetapi juga bisa dibahas secara antropologis.
Secara kepercayaan, masyarakat Tionghoa punya keyakinan bahwa tahun baru harus jatuh pada musim semi, saat musim panen tiba.
Musim semi dinilai sebagai momen keberuntungan.
Sementara itu, dalam Islam, memasukkan unsur musim seperti dilakukan dalam kalender Tionghoa atau masa Quraisy dianggap haram dan mengulur-ulur waktu.
Baca Juga : Ini 6 Makanan yang Dianggap Membawa Keberuntungan, Selalu Disajikan Saat Perayaan Imlek
Jika puas dengan penjelasan kepercayaan, mungkin kita lantas menghakimi budaya yang lain. Namun, jika memahami latar belakang budaya, kita bisa belajar tentang toleransi.
Bagi masyarakat Tionghoa, musim memang penting.
"Tiongkok merupakan bangsa agraris. Jadi, memasukkan unsur musim itu penting," ungkap Hakim.
Sebaliknya, tanah Arab adalah gurun, tak mungkinlah bertani. Arab merupakan wilayah dagang sehingga musim menjadi tak terlalu penting bagi penduduknya. (Yunanto Wiji Utomo)
Baca Juga : Ramalan Shio Hari Ini Sabtu 26 Januari Tahun Anjing Tanah 2569
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul "Sama-sama Berbasis Bulan, Mengapa Tahun Baru Kalender Tionghoa dan Islam Beda?"
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR