Jangan keburu senang jika suhu badan pasien berangsur dingin, tapi kondisinya tetap loyo. Denyut nadi kecil, tapi cepat. Pada perabaan, ujung-ujung tangan atau kaki anak terasa dingin.
Baca Juga : Demam Berdarah? Jambu Klutuk Neng!
Orangtua yang tidak mengerti, pasti menyangka suhu tubuh anaknya telah kembali normal, bahkan dianggap sembuh, sehingga lalai membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat.
Padahal, yang terjadi justru sebaliknya. Penderita di tahap ini kadang sudah terlalu terlambat untuk diselamatkan.
Untuk menunjang diagnosis DBD, lazimnya dilakukan pemeriksaan laboratorium. Hasilnya akan menggambarkan terjadinya peningkatan kadar hemoglobin (Hb) dan peningkatan hematokrit (HCT), disertai penurunan trombosit hingga kurang dari 15.000.
Perubahan ini biasanya baru terjadi dan terdeteksi pada demam hari ketiga sampai kelima. Itu sebabnya, dokter sering menolak memeriksa darah pasien pada demam hari pertama atau kedua. Percuma, hasilnya pasti normal.
Baca Juga : Menggelontor Demam Berdarah dengan Gizi
Dalam perjalanan selanjutnya, jumlah trombosit akan terus turun, mulai hari ketiga, keempat, dan kelima.
Pada hari keenam dan selanjutnya, jumlah trombosit berbalik meningkat, sampai akhirnya kembali ke posisi normal.
Titik balik pada hari keenam inilah yang sering disangka banyak orang sebagai "pengaruh positif' pemberian jambu biji. Pada hari keenam itu, jumlah trombosit memang sudah di atas 50.000.
Bila tidak disertai komplikasi dengan penyakit lain, penderita biasanya diperbolehkan pulang.
Baca Juga : Kekebalan Cegah Demam Berdarah
Pemeriksaan penunjang lain yang sering dilakukan di laboratorium adalah tes Imunoglobulin G (IgG), Imunoglobulin M (IgM), dan tes Widal.
Tes Widal ini untuk indentifikasi antibodi tubuh terhadap penyakit demam typhoid (tifus). Tes Widal sebaiknya dilakukan menjelang akhir minggu pertama panas atau awal minggu kedua panas.
Jika dilaksanakan pada masa awal datangnya demam, dikhawatirkan tak mendapat hasil maksimal.
Meski dikenal sebagai demam ganas, ironisnya, secara medis tidak ada pengobatan khusus yang dapat diberikan untuk melawan DBD.
Baca Juga : Muncul Gejala Baru DBD, Ternyata Sudah Tak Ada Lagi Bintik Merah di Kulit
Penyakit ini bersifat self limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh sendiri. Prinsip pengobatannya secara umum "hanyalah" memberikan cairan elektrolit (khususnya natrium) dan glukosa.
Asupan berupa minuman yang mengandung cairan elektrolit dan glukosa, seperti air sari buah atau minuman lain yang manis, juga dapat membantu mengatasi kekurangan cairan pada penderita.
Bagaimana dengan pemberian jambu biji? Kabar manfaat jambu biji untuk peningkatan trombosit sampai saat ini masih simpang siur.
Sebab, belum ada penelitian secara klinis yang membuktikan kebenarannya.
Baca Juga : Untuk Mengantisipasi, Penderita DBD Harus Rajin Kontrol Darah
Jadi, senjata paling ampuh untuk melawan DBD (untuk sementara) masih terletak pada luasnya pengetahuan pasien dan orang-orang terdekatnya.
Bermodal pengetahuan itu, mereka tahu kapan saatnya bertindak. Cepat, tepat, dan akurat.
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR