Tiga reaksi
Melihat silsilah keluarganya, virus dengue penyebab DBD termasuk anggota famili flaviviridae. Keberadaannva tak bisa diteropong lewat mata telanjang, karena ukurannya sangat renik, hanya sekitar 35 - 45 nanometer.
Baca Juga : Apakah Sebetulnya Abate, Bubuk yang Ampuh Usir Wabah Demam Berdarah?
Mereka menyerang tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang menembus kulit. Setelah gigitan maut itu, tercipta "masa tenang nan menghanyutkan" selama sekitar empat hari, saat virus dengue berkembang secara cepat di dalam tubuh.
Ketika merasa jumlah pasukannya lebih dari cukup, barulah mereka meningkatkan serangan dengan memasuki sirkulasi darah viraemia.
Pada saat itu tubuh penderita langsung terinfeksi dan mengalami gejala panas. Mendapat serangan makhluk asing, tubuh pun mengadakan perlawanan dengan menunjukkan reaksi tertentu.
Bentuk reaksi ini berbeda dari satu orang ke orang lain. Perbedaan yang kelak menyebabkan tak samanya penampilan gejala klinis dan perjalanan DBD di fase selanjutnya.
Baca Juga : Hari Demam Berdarah Dengue: Bukan 3M, Warga Flores Punya Cara Sendiri untuk Menangkal Demam Berdarah
Namun prinsipnya, bentuk reaksi tubuh terhadap keberadaan virus dengue berlangsung melalui beberapa tahap. Reaksi pertama berupa netralisasi virus, disusul pengendapan hasil netralisasi itu pada pembuluh darah kecil di kulit, berupa gejala ruam.
Reaksi kedua, gangguan fungsi pembekuan darah akibat penurunan jumlah dan kualitas komponen-komponen beku darah, yang selanjutnya dapat menimbulkan perdarahan.
Sementara reaksi ketiga, terjadi kebocoran pada pembuluh darah, menyebabkan keluarnya komponen plasma (cairan darah) dari dalam pembuluh darah menuju rongga perut.
Apabila badan hanya memberi reaksi bentuk pertama dan kedua saja, maka penderita hanya akan menderita demam dengue.
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR