Smart PC, always connected PC
Kebutuhan untuk selalu tersambung pelan tapi pasti menular pada gawai dengan dimensi dan layar yang besar, seperti tablet dan laptop. Terlebih ketika beberapa pekerjaan kurang maksimal dikerjakan di ponsel pintar. Masalahnya, laptop masih butuh colokan listrik dan koneksi WiFi. Hal ini tak lepas dari karakteristik prosesor pada laptop yang pada umumnya membutuhkan daya lebih besar untuk menghasilkan kinerja yang cepat.
Mengatasi dua kelemahan utama laptop, pada akhir 2017 Qualcomm memperkenalkan laptop yang menggunakan prosesor ponsel pintar (SoC): SmartPC. Selain irit daya, bentuknya ringkas, tidak menghasilkan panas yang besar, prosesor ponsel pintar sudah memiliki modem di dalamnya. Tinggal diberikan sebuah slot SIM card, maka laptop akan bekerja layaknya sebuah ponsel pintar. Konsep selalu terhubung atau always connected ke jaringan data pun terwujud.
Desember 2018, diperkenalkan Snapdargon 8CX, prosesor smart PC yang lebih bertenaga. Prosesor ini seimbang dengan prosesor laptop pada umumnya saat ini dalam hal tenaga komputasi. Namun kelebihannya adalah penggunaan daya jauh lebih irit, sehingga laptop bisa digunakan berhari-hari dengan baterainya yang berkapasitas besar.
Konsep always connected akan menjadi bagian dari smart-nya sebuah laptop. Sebuah revolusi akan bergerak dalam dunia per-laptop-an. Jika sebelumnya saat kita mengunduh atau mengunggah berkas harus menunggu selesai untuk bisa mematikan laptop, kini hal itu tak perlu. Begitu juga dengan pesan-pesan dari media sosial atau aplikasi chat, surat elektronik, akan terus masuk seperti layaknya kita menggunakan ponsel pintar. Jadi, ketika kita membuka laptop informasi baru sudah tersedia di dalamnya.
Dengan didukung teknologi jaringan 5G, 2019 akan memberi warna baru bagi laptop.
Ponsel pun bisa dilipat
Sudah cukup lama pengguna gawai berharap suatu saat mereka cukup menggunakan satu buah gawia saja untuk semua kebutuhan. Sekarang ini sebagian data ada di ponsel pintar, sebagian (mungkin) di tablet, dan sebagian di laptop atau PC. Alhasil, banyak orang membutuhkan perangkat yang berbeda-beda.
Ponsel pintar memiliki keunggulan dari sisi ukuran yang mudah dikantungi dan dibawa ke mana saja, dibanding tablet atau laptop. Masalahnya, ketika berhadapan dengan pekerjaan atu aktivitas yang membutuhkan layar besar, seperti menonton film, bekerja dengan file lembar kerja, atau melakukan presentasi, baru terasa kekurangannya.
Lalu muncullah solusi ponsel pintar lipat seperti pada acara Developer Conference Samsung baru-baru ini. Saat itu didemokan foldable smartphone Samsung. Saat dilipat menjadi ponsel pintar kebanyakan, ketika dibuka menjadi layar tablet.
Dikabarkan Huawei, Lenovo, Oppo, dan merek lain juga sedang mempersiapkan ponsel pintar lipat ini. Tahun 2019 kita akan melihat produk ini bisa dimiliki masyarakat.
Ponsel pintar lipat ini akan membuka jalan untuk mewujudkan impian satu perangkat untuk semua keperluan. Tentu harus didukung oleh kemampuan prosesor mobile yang semakin kencang dan irit daya serta koneksi 5G.
(Lucky Sebastian, pengamat gawai)
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR