Tidak hanya itu, dalam cuitanya James juga menuliskan air laut di sekitar Gunung Anak Krakatau sangat panas. Terlihat uap panas naik dari air laut.
Air laut di sekitarnya juga berubah warna menjadi oranye.
The sea around #Krakatau is extremely hot! Could see steam rising from the ocean near the new beach #volcano pic.twitter.com/79JbRdf3gz
— James Reynolds (@EarthUncutTV) 11 Januari 2019
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, yang me-retweet cuitan James Reynolds, memberikan penjelasannya atas fenomena itu.
Baca Juga : Bukan Cuma Pahlawan Pendidikan, Guru Cantik Ini Bahkan Rela Mengorbankan Nyawanya untuk Seorang Gadis Kecil
Menurut Sutopo, perubahan air laut menjadi orange dikarenakan adanya kandungan zat besi tinggi dari kawah Gunung Anak Krakatau dan masuk ke dalam air laut di sekitarnya.
"Kondisi Gunung Anak Krakatau pada 11/1/2019 yang didokumentasikan. @EarthUncutTV. Warna orange kecoklatan adalah hidrosida besi (FeOH3) yang mengandung zat besi tinggi yang keluar dari kawah dan larut ke dalam air laut. Tubuh Gunung Anak Krakatau telah banyak berubah," dikutip Suar.ID dari tweet @@Sutopo_PN.
Kondisi Gunung Anak Krakatau pada 11/1/2019 yang didokumentasikan. @EarthUncutTV. Warna orange kecoklatan adalah hidrosida besi (FeOH3) yang mengandung zat besi tinggi yang keluar dari kawah dan larut ke dalam air laut. Tubuh Gunung Anak Krakatau telah banyak berubah. pic.twitter.com/ZnvEVngYv5
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) 12 Januari 2019
Meski banyak bagiannya yang hilang, menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) seperti dikutip dari Kompas.com, area yang longsor di Gunung Anak Krakatau telah tumbuh kembali.
Baca Juga : Gaya Hidup Masyarakat Israel Kuno, Termasuk Pakai Jimat Penarik Hati
Source | : | Suar.id |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR