Penelitian telah menemukan bahwa frekuensi makan tidak berpengaruh signifikan pada berapa banyak kalori yang kita bakar.
Baca Juga : Anda Suka 'Ngemil'? Hati-hati! Inilah Dampak Buruknya Jika Anda 'Ngemil' Berlebihan
Dalam sebuah penelitian, para peneliti membandingkan respons orang yang mengonsumsi jumlah kalori yang sama dalam dua atau tujuh kali makan per hari. Mereka tidak menemukan perbedaan dalam kalori yang dibakar.
Sementara dalam penelitian lain, orang gemuk yang mengikuti diet sangat rendah kalori selama tiga minggu menunjukkan penurunan yang sama dalam tingkat metabolisme, terlepas dari apakah mereka makan 800 kalori sebagai satu atau lima kali makan per hari.
Menariknya, satu penelitian melaporkan bahwa ngemil sebelum tidur dapat menyebabkan tingkat metabolisme yang lebih tinggi keesokan paginya.
Dalam penelitian ini, ketika pria muda yang aktif mengonsumsi camilan tinggi protein atau tinggi karbohidrat sebelum tidur, mereka mengalami peningkatan tingkat metabolisme yang signifikan keesokan paginya.
Baca Juga : Doyan 'Ngemil'? Catatlah Daftar Camilan Sehat saat di Kantor Ini!
Lalu, bagaimana ngemil mempengaruhi nafsu makan dan berat badan?
Bagaimana ngemil mempengaruhi nafsu makan dan asupan makanan ternyata tidak disetujui secara umum.
Satu ulasan melaporkan bahwa meskipun makanan ringat dapat memuaskan rasa lapar dan meningkatkan rasa kenyang, kalori mereka tidak dikompensasi pada makanan berikutnya.
Sebagai contoh, dalam sebuah penelitian, pria yang kelebihan berat badan yang makan camilan 200 kalori dua jam setelah sarapan berakhir hanya makan lebih sedikit 100 kalori saat makan siang. Ini berarti total asupan kalori meningkat sekitar 100 kalori.
Baca Juga : Inilah 'Jatah' Waktu 'Ngemil' Kita Setiap Harinya
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR