Nakauchi juga menjelaskan, berdasarkan jumlah sel, hanya ada satu sel manusia berbanding dengan 10.000 sel domba.
Penelitian ini dibuat berdasar eksperimen sebelumnya, hibrida embrio babi-manusia.
Meski mendapat label sebagai "ilmuwan gila", anggota ini tetap pada tujuannya untuk memberikan solusi unik bagi ribuan orang yang menunggu sumbangan organ.
"Bahkan hari ini organ yang paling cocok, kecuali jika mereka adalah kembar identik, tidak bertahan lama karena seiring berjalannya waktu sistem kekebalan tubuh terus menyerang organ donor," ujar Pablo Ross, salah satu peneliti yang terlibat.
Baca Juga : Nekat Jadi Pelakor atau Pebinor? Anda Bisa Terjerat Hukum dan Dipidana
Organ yang diproduksi antar-spesies atau chimera diharapkan bisa menjadi salah satu cara menghasilkan pasikan yang cukup untuk memenuhi permintaan donor organ.
Agar transplantasi dapat berfungsi, para peneliti berpikir setidaknya 1 persen dari sel-sel embrio itu harus berasal dari manusia.
Artinya, langkah-langkah pertama yang ditunjukkan pada domba ini masih sangat awal.
Tetapi, tentu saja, meningkatkan rasio manusia dalam campuran chimera juga secara tak terelakkan meningkatkan keraguan etis tentang jenis makhluk yang diciptakan.
Baca Juga : Fenomena Langka! Langit Australia Jadi 'Rumah' Bagi Awan 'Morning Glory'
Seolah-olah, embrio tersebut dibuat hanya untuk tujuan pengambilan organ-organ penting saja.
"Aku punya masalah yang sama," Ross menjelaskan.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR