Itu karena antibodinya berasal dari protein mencit, protein yang asing bagi manusia. Bagi yang tidak cocok, dapat timbul reaksi alergi.
Baca Juga : Kata Peneliti, Hati-hati dengan Kemoterapi. Alasannya Begini
"Maka, saat pengobatan di ruang ICU, dokter harus menunggu dan siap memantau lewat monitor. la juga harus bisa bertindak cepat untuk mengatasi bila terjadi ketidakcocokan itu."
Untungnya, orang Indonesia sebagian besar cocok dan tingkat keberhasilannya tinggi.
Pengobatan pendukung
Selain menjalani berbagai bentuk pengobatan itu, pasien limfoma juga perlu menjalani pengobatan paliatif.
Baca Juga : Beauty Blogger Ini 'Makeover Ibunya yang Sedang Menjalani Kemoterapi Hingga Tetap Tampil Cantik
Tujuannya, meningkatkan mutu hidup. Terapi itu berupa pemberian obat pelawan nyeri, pelawan infeksi untuk meningkatkan kekebalan tubuh, dan antimual, vitamin, serta suplemen untuk mengatasi gangguan gizi.
Bisa dimaklumi, karena umumnya obat kemoterapi memberi efek sampingan yang khas. Misalnya, efek sampingan yang hebat pada perut (mual, muntah), jantung, rambut (rontok), sumsum tulang, atau saraf.
Tak kalah penting, menjaga asupan makanan. "Pasien tidak perlu pantang makanan, kecuali kondisi tertentu mensyaratkan demikian," kata Abidin.
Umumnya, penderita kanker sering kehilangan nafsu makan. Bila harus berpantang, bisa dibayangkan bagaimana nanti kondisi tubuhnya.
Baca Juga : Kylie Simonds, Mantan Penderita Kanker yang Membuat Tas Ransel untuk Kemoterapi Anak-anak
Itu sejalan dengan pendapat dr. Paulus W. Halim. Pengobatan kanker, katanya, berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang.
"Daya tahan tubuh punya peran besar atas kesembuhan dari penyakit kanker apa pun," katanya.
Yang perlu dilakukan, pasien memperbaiki gizi yang akan membangun sel-sel daya tahan tubuh.
Tak hanya menyerang fisik, kanker pun mempengaruhi kondisi psikoemosional penderita.
Baca Juga : Harga Boleh Murah, Tapi Tempe Terbukti Mampu Hambat Penuaan, Bahkan Turunkan Risiko Kanker
"Ada yang apatis, karena kecil hati merasa akan sulit sembuh," kata Paulus. Namun, ada juga yang panik sehingga mencari pengobatan di sana-sini tanpa juntrungan. Akibatnya, pengobatan justru tidak memenuhi sasaran.
Paulus mengingatkan, terus berdoa menjadi kunci utama lainnya, karena kesembuhan berasal dari-Nya.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR