Profesor Chamberlain mengklaim bahwa jarak ini adalah standar pengukuran Zaman Batu, yang dijuluki 'kaki panjang'.
Mereka mengatakan bahwa nenek moyang kuno kita bisa menggunakan metode untuk membuat lingkaran konsentris di Stonehenge.
Batu silinder bercorak itu ditemukan terkubur di kuburan bayi yang berasal dari tahun 2600 dan 2000 SM, oleh seorang arkeolog 130 tahun yang lalu.
Sementara untuk motif atau corak yang berada di batu, peneliti menganggapnya sebagai hiasan dekoratif saja.
Baca Juga : Untukmu yang Merindukan Ibu yang Telah Tiada Hari Ini
Untuk silinder terbesar, jika dililit dengan tali dalam 7 kali putaran maka ukurannya sepuluh kaki (3,22 m).
Jika Anda melilitkan tali 8 kali putaran pada silinder yang berukuran sedang atau 10 kali pada yang terkecil, maka hasilnya tetap sepuluh kaki panjang (3,22m).
Profesor Chamberlain percaya bahwa batu silinder digunakan sebagai alat pengukur panjang.
Meski argumennya tidak akan diterima oleh semua arkeolog, dia percaya bahwa kesimpulannya jauh lebih masuk akal.
Baca Juga : Warga yang Belum Daftar BPJS Kesehatan per Januari 2019 Tak Bisa Buat SIM dan Paspor, Benarkah?
Profesor Chamberlain juga mengatakan bahwa nenek moyang Zaman Batu bukanlah orang yang bodoh yang membangun Stonehenge asal-asalan.
SIAPA YANG MEMBANGUN STONEHENGE?
Stonehenge dibangun ribuan tahun sebelum mesin ditemukan dengan berat bebatuan masing-masingnya dalam kisaran ton.
Baca Juga : Jika Kelak Perang Usai, Indonesia Berpeluang Garap Proyek Pembangunan Kembali Irak dan Suriah
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR