Sopir Singapura takut
Baca Juga : Dapat Fasilitas Ini, Pantas Saja Orang-orang Berebutan Menjadi Pimpinan DPR, MPR, dan DPD
Tapi he-he-he, toh unsur kelaki-lakian itu tak musnah begitu saja dari diri saya. Bahkan sampai hari ini, kurun di niana saya telah menjadi permaisuri Sultan Keraton Yogyakarta.
Contohnya, saat saya mengunjungi anak saya yang sekolah di Singapura.
Atap tempat tinggal anak saya di sana bocor. Saya lihat rembesan air. Otomatis ada dorongan dari dalam diri saya untuk turun tangan memperbaiki.
Setidaknya mengetahui apa penyebab rembesan air itu. Maka saya naik ke atap, dengan cara merayap lewat klem-klem talang.
Baca Juga : Melalui Ramalan Jayabaya, Sultan Hamengku Buwono IX Sudah Memprediksi Datangnya Kemerdekaan RI
Di bawah, saya dengar orang Singapura yang jadi sopir anak saya berteriak-teriak cemas melihat saya merambat seperti itu.
la meminta saya turun, dan berkala bahwa ia akan memperbaikinya nanti.
Saya pun turun setelah memastikan sumber kebocoran terletak di talang. Ada bagiannya yang menganga sehingga air bisa menerobos dan menggenangi eternit.
Untuk membetulkan kerusakan itu terus terang saya tidak sanggup. Tapi yang penting saya tahu penyebabnya.
Baca Juga : Gagal Lamar Permaisuri Raja, Patih Gadjah Mada Putuskan Tinggalkan Dunia Poltik dan Kekuasaan
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR