Advertorial
Intisari-Online.com - Tahukah Anda bahwa antibiotik tertentu dapat menyebabkan kerusakan yang menyakitkan dan bahkan sangat fatal pada pembuluh darah aorta?
Dilansir dari Nbcnews.com, antibiotik fluorokuinolon ternyata dapat meningkatkan risiko diseksi aorta pada orang-orang yang telah didiagnosis penyakit tertentu.
Food and Drug Administration (FDA) AS bahkan mengungkapkan bahwa mereka harus hati-hati jika mulai mengonsumsi antibiotik fluorokuinolon.
"Antibiotik fluorokuinolon dapat memicu terjadinya diseksi aorta. Yakni pecahnya pembuluh darah utama jantung yang dapat mengakibatkan pendarahan berbahaya hingga kematian," kata FDA dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga : Lebih Mengenal Kemoterapi: Dari Arti, Cara Pengobatan, Hingga Efek Sampingnya
Fluorokuinolon tidak boleh digunakan pada pasien dengan peningkatan risiko kecuali tidak ada pilihan pengobatan lain yang tersedia.
Orang yang berisiko tinggi adalah mereka termasuk yang memiliki riwayat penyumbatan atau aneurisma (tonjolan abnormal) dari aorta atau pembuluh darah lainnya.
Tak hanya itu, mereka dengan riwayat tekanan darah tinggi atau penderita hipertensi, gangguan genetik tertentu yang melibatkan perubahan pembuluh darah, dan orang tua juga rentan akan efek berbahaya antibiotik ini.
FDA mengatakan bahwa panduan risiko baru akan ditambahkan ke label obat.
Badan ini telah memperingatkan bahwa obat-obatan yang kuat seharusnya hanya digunakan bila diperlukan karena mereka dapat menyebabkan efek samping buruk lain pada otot, sendi, dan saraf.
“Para profesional perawatan kesehatan harus menghindari pemberian antibiotik fluorokuinolon pada pasien yang berisiko atau memiliki aneurisma aorta," kata FDA.
Pasien harus dilarikan ke ruang gawat darurat jika mereka merasakan gejala-gejala diseksi aorta.
Yakni meliputi nyeri atau sakit pada dada dan punggung, napas pendek, berkeringat, kebingungan, serta detak jantung cepat.
Orang yang memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit jantung harus memberi tahu dokter mereka sebelum minum antibiotik ini.
Tekanan darah tinggi sendiri adalah penyebab utama diseksi aorta.
Fluoroquinolon adalah antibiotik yang sangat umum digunakan.
Mereka termasuk: ciprofloxacin, juga dikenal sebagai Cipro, levofloxacin atau Levaquin, gemifloxacin atau Factive, dan moxifloxacin atau Avelox.
Antibiotik-antibiotik itu secara luas biasa diresepkan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran kencing.
"Sadarilah bahwa gejala aneurisma aorta seringkali tidak terdeteksi hingga ia menjadi besar atau pecah, jadi laporkan setiap efek samping yang tidak biasa dari pemakaian antibiotik ke ahli perawatan kesehatan Anda segera," kata FDA.
Baca Juga : Jangan Remehkan Kesulitan Bernapas, Ibu Ini Alami Gagal Jantung Pasca Melahirkan, Ini Alasannya