Nahas, pasukan batalion Shanina nyaris semuanya terbunuh pada tanggal 16 Januari 1945.
Kala itu peperangan melawan Jerman dan anggota batalion Shanina yang hanya berjumlah 78 orang hanya tinggal tersisa 6 orang termasuk Shanina.
Shanina terluka parah pada 27 Januari 2945 saat melindungi perwira lain yang terluka.
Bagian dada Shanina tertusuk dan terluka lebar, dan dia tak bisa diselamatkan.
Sniper muda ini benar-benar pergi untuk selamanya dan dimakamkan di bawah pohon pir di tepi Sungai Alle.
Kehidupan asmara Shanina
Sebagai seorang remaja yang beranjak dewasa, Shanina jelas mengalami masa jatuh cinta.
Dan dia jatuh cinta pada seorang pria bernama Nikolai, pria biasa yang menurut Shanina tidak bersinar dalam hal apa pun tapi dia menyukainya.
"Aku tidak berpikir lebih, tidak pula menginginkan pernikahan. Ini bukan waktunya dan aku masih harus berada di medan perang," begitu bunyi tulisan tangan Shanina.
Kisah cintanya kandas begitu saja karena Nikolai tidak mau menerima Shanina yang seorang penembak jitu.
Shanina begitu patah hati. Dia merasa tidak lagi berguna bagi siapa pun saat itu.
Kumpulan catatan harian Shanina pernah diterbitkan menjadi buku untuk mengenang tentara muda berbakat dari Soviet ini. (
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR