Advertorial

Ketika Gender Sinterklas Diperdebatkan, Dituntut untuk Menjadi Perempuan atau Bahkan Tanpa Gender

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Pada hari Natal, ada tokoh ikonik yang dikenal dengan nama Sinterklas,  pria berjenggot putih tebal dengan pakaian merah putih, khas musim dingin.
Pada hari Natal, ada tokoh ikonik yang dikenal dengan nama Sinterklas, pria berjenggot putih tebal dengan pakaian merah putih, khas musim dingin.

Intisari-Online.com - Tak lama lagi, umat Nasrani akan melansungkan hari rayanya tepat pada tanggal 25 Desember yang dikenal dengan Hari Natal.

Pada hari Natal, ada tokoh ikonik yang dikenal dengan nama Sinterklas, seorang pria berjenggot putih tebal dengan pakaian merah putih, khas musim dingin.

Namun, baru-baru ini gender Bapak Natal ini mulai diperdebatkan, di mana Sinterklas memerlukan pembaruan gender di zaman moderen ini.

Melansir DailyMirror pada Jumat (14/12/2018), beberapa perusahaan menwarkan Bapak Natal ini dijadikan tokoh ikonik Natal yang netral gender.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

GraphicSprings, sebuah perusahaan pembuat logo, mensurvei 400 orang dari AS dan Inggris tentang cara-cara potensial untuk memodernisasi Sinterklas.

Mereka menggunakan saran-saran terbaik pada 4.000 orang lebih tentang bagaimana saran tentang Sinterklas.

Secara total lebih dari seperempat (27 persen) responden menganggap dia harus digantimenjadi perempuan atau netral gender, menurut 6 ABC.

Selama di media sosial, hasil survei memiliki reaksi yang beragam, dengan beberapa mengklaim ide itu konyol.

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Sementara yang lain tidak mengerti maksudnya mengapa berdebat tentang karakter yang dibuat-buat.

Mengingat, Sinterklas adalah karakter fiktif yang dibuat hanya untuk membuat Natal menjadi menyenangkan bagi anak-anak.

Isu tentang gender Sinterklas ini memicu perdebatan di media sosial, bahkan politisi juga mengambil sikap terkait masalah ini.

Misalnya sikap yang diambil oleh Arun Chandran, seorang anggota dewan Partai Buruh untuk Newton Aycliffe di County Durham.

Baca Juga : Menurut Sains Inilah 7 Tanda Seseorang Akan Menemui Kematiannya

Ia melarang perempuan dari mengambil bagian dalam parade musim dingin tahunan pada bulan lalu untuk menjadi Santa.

Dia mengatakan bahwa konsep Sinterklas perempuan adalah "suatu bentuk kebenaran politik," menambahkan bahwa itu adalah "peran laki-laki", menurut Metro.

Selain itu sikap lain juga ditujukan oleh jurnalis Inggris Piers Morgan mengatakan,"Dia disebut Bapa Natal! Dunia sudah gila," katanya pada Good Morning Britain.

Pendapat negatif tentang masalah ini tidak membuat beberapa orang bergerak maju dengan pandangan berbeda tentang karakter tradisional pria ini.

Baca Juga : Mengendus Bau Kaos Kakinya Sendiri Setiap Hari, Seorang Pria Berakhir dalam Kondisi 'Darurat' di Rumah Sakit

Ponsonby Central, sebuah kompleks pertokoan di Auckland, Selandia Baru, meluncurkan Sinterklas yang meniru Mary Poppins, lengkap dengan mengenakan celana dalam dan stoking jala bulan lalu.

Menurut Stuff.co.nz, staf di Ponsonby Central dan Blunt mengatakan bahwa representasi Santa mereka adalah Mary Poppins atau ras/gender/persuasi apa pun yang mereka sukai.

Artikel Terkait