Advertorial

Bagaimana Kondisi Asfiksia yang Disebabkan Helium Bisa Sangat Mengancam Nyawa?

Ade Sulaeman

Editor

Tabung helium yang ditemukan di kamar Eril Dardak sering kali digunakan untuk bunuh diri dengan cara menimbulkan asfiksia. Apa itu?
Tabung helium yang ditemukan di kamar Eril Dardak sering kali digunakan untuk bunuh diri dengan cara menimbulkan asfiksia. Apa itu?

Intisari-Online.com -Polisi menyatakan menemukan tabung gas bertuliskan He, selang, dan tabung freon di kamarEril Ario Listanto Dardak, adik dari Bupati Trenggalek Emil Listyanto.

Eril sendiri dtemukan meninggal dunia meninggal dunia di kamar kosnya Rabu (12/12/2018) siang.

"Sementara ada tabung gas bertuliskan He, kemungkinan ini gas tertentu, kemudian selang, dan tabung freon," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema, Kamis (13/12/2018), seperti dilansir dari kompas.com.

Selang tersebut, menurut Irman, tersambung pada gas bertuliskan He di mana ujung lainnya tersambung ke dalam plastik yang menutupi kepala Eril.

Baca Juga : Misteri Tabung Gas Bertuliskan 'He' yang Tersambung ke Plastik di Wajah Eril Dardak

"Pada saat ditemukan di TKP, awal ditemukan tabung itu ada di TKP, dan kemudian ada sambungan selang yang menuju ke dalam plastik yang digunakan untuk menutup sebagian dari kepala korban," tutur Irman.

Sampai berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberi kesimpulan mengenai penyebab kematian Eril. Begitu pula mengenai penemuan tabung gas bertuliskan He.

Namun, He atau helium sering kali digunakan oleh orang-orang yang hendak bunuh diri.

Gas ini, seperti halnya karbon dioksida atau hidrogen akan menyebabkan tubuh mengalami asfiksia.

Baca Juga : Tabung 'He' di Kamar Eril Dardak: Suicide Bag, Cara Bunuh Diri dengan Helium yang Banyak 'Diajarkan' di Internet

Apa itu asfiksia? Mari kita simak penjelasannya dalam artikel Kevin Sanly Putera yang pernah tayang di kompas.com dengan judul "Asfiksia, Kurang Oksigen yang Mengancam Nyawa" berikut ini.

---

Asfiksia ditandai dengan kondisi darah yang kekurangan oksigen dan tingginya kandungan karbon dioksida.

Asfiksia bisa terjadi karena disengaja, misalnya menghirup helium, karbon dioksida, atau hidrogen.

Gantung diri juga bisa membuat seseorang meninggal akibat asfiksia.

Gas seperti helium banyak digunakan untuk berbagai keperluan, seperti campuran gas tabung untuk menyelam atau sebagai isi balon gas.

Penggunaan helium juga dipakai untuk eutanasia pasien yang sakit parah, tetapi dengan cara yang tidak "menyakitkan".

Beberapa kasus kematian bunuh diri akibat helium juga sering ditemukan, tetapi terkadang polisi sulit memastikan penyebab kematian dengan metode otopsi biasa.

Baca Juga : Niatnya Bunuh Diri dengan Melompat ke Septic Tank, Pria Ini Malah Alami Hal Konyol

Dibutuhkan peralatan khusus untuk mengambil sampel gas dari paru-paru jenazah.

Asfiksia juga bisa dialami oleh bayi baru lahir sehingga ia mengalami gawat janin hingga kematian.

Penyebab asfiksia parinatal adalah kurangnya aliran darah ibu ke janin melalui tali pusat, bisa karena kondisi ibu, masalah pada tali pusat, atau penyakit bawaan bayi.

Tanda bayi mengalami asfiksia adalah tubuh yang biru dan pucat, serta bayi tidak menangis spontan.

Terkadang kita juga tidak menyadari sedang mengalami asfiksia, misalnya saat masuk ke wilayah yang atmosfernya berbeda dengan sebelumnya, misalnya pada ketinggian tertentu di pesawat.

Tubuh manusia akan memberi sinyal untuk bernapas karena kadar karbon dioksida di dalam tubuh yang tinggi.

Asfiksia dapat menyebabkan tubuh "tidak tahu" saat kita butuh oksigen baru.

Akibatnya, kita akan mengalami pusing dan lama-kelamaan pingsan karena persediaan oksigen dalam tubuh terus berkurang.

Asfiksia juga bisa terjadi akibat komplikasi penyakit, misalnya keracunan karbon monoksida, batuk, asma, gagal jantung, dan infeksi.

Gejala-gejala asfiksia antara lain sulit bernapas, detak jantung cepat, tekanan darah tinggi, lumpuh, dan koma.

Baca Juga : Kontroversi Putusnya Telinga Van Gogh yang Misterinya Dibawa Mati saat Sang Maestro Bunuh Diri