Jumlah obat, dosis, dan seberapa sering pasien kanker menerimanya, semuanya tergantung bagaimana kondisi pasien dan apa jenis kankernya.
Sebagai contoh, untuk kanker usus biasanya pasien melakukan enam hingga 12 kali kemoterapi dengan jarak per 2 minggu.
Sementara untuk kanker payudara dan paru-paru, pasien biasanya melakukan kemoterapi sebanyak enam kali dengan jarak 3 minggu.
Kemoterapi sendiri bisa dilakukan sendiri (tunggal) atau kombinasi (dengan radiasi). Tergantung jenis kankernya.
dr. Jeffrey menambahkan, saat ini ada berbagai cara untuk pemberian obat kemoterapi selain disuntik. Ada 3, yaitu:
1. Port-a-cath, di mana alat ini dipasang di tubuh pasien dan berada di dekat jantung. Fungsinya obat langsung disalurkan ke jantung.
Waktu pemasangannya hanya setengah jam dan bisa bertahan ditubuh pasien selama satu tahun.
2. Ommaya reservoir, di mana alat masuk lewat kepala. Ini bisa untuk kanker otak dan kanker yang menyebar hingga ke otak.
Jika tidak lewat kepala, maka bisa lewat tulang belakang. Disebut intrathecal space. Biasa digunakan untuk pasien leukemia anak.
3. Peritoneal space, di mana alat dipasang untuk membatasi area perut (ginjal, usus besar, dan usus kecil). Bisa untuk pasien kanker perut.
Jadi, saat ini dokter punya berbagai cara untuk melakukan pemberian obat kemoterapi. Tidak hanya suntil di tangan.
Baca Juga : Tak Ingin Meninggal Lebih Cepat? Tidurlah 6 Hingga 8 Jam Sehari, Jangan Lebih ataupun Kurang!
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR