Intisari-Online.com - Pap smear screen untuk kanker serviks bertujuan untuk mencari kelainan pada sel-sel serviks wanita, namun apakah ia dapat mendeteksi HIV?
Sejak diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1941, Pap smear, atau tes Pap diklaim mampu mengurangi tingkat kematian akibat kanker serviks.
Sementara kanker serviks dapat berakibat fatal jika tidak ditangani, kanker biasanya tumbuh perlahan.
Pap smear mendeteksi perubahan dalam leher rahim cukup dini untuk pencegahan penyakit yang efektif.
Baca Juga : Batu dari Afrika Utara Ini Diklaim dapat Mengubah Peta Sejarah Umat Manusia
Dilansir dari Health Line, baiknya rentang usia wanita melakukan Pap smear adalah pada 21 hingga 65 setiap tiga tahun sekali.
Juga bagi wanita usia 30 sampai 65, Pap smear sebaiknya dilakukan setiap lima tahun sekali.
Mereka akan diskrining untuk human papillomavirus (HPV), virus yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Pap smear sering dilakukan pada saat yang bersamaan sebagai tes untuk infeksi menular seksual (IMS) lainnya , seperti HIV.
Baca Juga : Gagal Ginjal: Gejala, Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Namun, Pap smear tidak menguji HIV.
APA YANG TERJADI JIKA SEL-SEL ABNORMAL TERDETEKSI OLEH PAP SMEAR?
Jika Pap smear menunjukkan adanya sel-sel abnormal pada leher rahim, penyedia layanan kesehatan dapat merekomendasikan kolposkopi.
Baca Juga : Angel Lelga Digerebek Sedang Bersama Pria Lain: Catat! Ini 7 Ciri-ciri Pasangan Selingkuh
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR