Tubuh kita sendiri pun merupakan mukjizat. Kalau ada yang tidak benar, tubuh memberi isyarat dengan rasa sakit.
Namun, hukum alam yang persis itu ada konsekuensinya juga. Gaya tarik bumi membuat orang bisa jatuh dari jendela atau gunung. Orang baik, orang jahat tidak terkecuali.
Orang yang masuk ke rumah penderita penyakit menular, menghadapi risiko ketularan, tidak peduli ia dokter yang akan mengobati maupun perampok.
Ketika Lee Harvey Oswald menembakkan peluru ke Presiden John F. Kennedy, hukum alam berlaku pada peluru yang ditembakkan. Karena peluru itu telak kenanya, Presiden Kennedy tewas, tidak peduli rakyatnya menganggap ia sangat dibutuhkan.
Baca Juga : Kisah Mangunwijaya, Memilih untuk Memenuhi Panggilan Tuhan Justru Setelah Jadi Tentara
Peluru tidak mempunyai hati nurani, begitu juga tumor dan mobil yang tidak terkendalikan. Kalau sayap pesawat presiden AS patah sebelah, apakah kita mengharapkan Tuhan tidak akan memberlakukan hukum alam sekali itu?
Apakah dunia akan lebih baik jadinya kalau Tuhan memilih beberapa orang untuk kebal hukum alam? Kiranya akan timbul lebih banyak masalah lagi.
Saya sungguh tidak setuju kalau dikatakan gempa bumi, angin ribut dan bencana yang menewaskan ribuan orang dikatakan sebagai tindakan Tuhan.
Ini tindakan alam dan alam itu buta, ia mengikuti hukumnya.
Tuhan itu adil dan penuh kasih sayang yang mengajari kita untuk marah pada ketidakadilan dan menolong orang yang tertimpa kemalangan.
Tuhan merupakan tempat kita berpaling untuk diberi kekuatan membangun hidup kembali setelah gempa bumi dan malapetaka lain.
Baca Juga : Kisah Pilu Mantan Seorang Jugun Ianfu Setelah 50 Tahun: Oh Tuhan, Jangan Biarkan Mereka Membawaku!
Dalam Perang Dunia II, apakah Tuhan yang salah kalau Hitler membunuh enam juta orang Yahudi? Manusia, kita ketahui, memiliki kemampuan untuk membedakan yang baik dari yang buruk. Tingkah lakunya tidak ‘diprogram’ seperti binatang.
Ada manusia yang memilih untuk menjadi orang baik dengan beramal, dengan menjenguk orang-orang sakit, dengan tekun mencari obat baru yang bisa menyembuhkan penyakit, atau dengan membela hak-hak manusia yang miskin dan tidak berdaya. Namun, ada pula yang sebaliknya.
Dapatkah kita meminta Tuhan untuk mengubah hukum alam demi kepentingan kita?
Mukjizat memang kadang-kadang terjadi, tetapi kalau pada kesempatan lain kita berdoa dan permintaan kita tidak terlaksana, kita bisa bertanya-tanya mengapa doa kita tidak manjur?
Kalau kita tidak bisa meminta yang tidak wajar atau tidak mungkin, kalau kita tidak bisa meminta Tuhan melakukan sesuatu untuk kita, lantas apa gunanya kita berdoa?
Baca Juga : Saus Spesial dari Tuhan karena Kita Sabar Menunggu
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR