Mengapa ia divonis untuk hidup sampai remaja, untuk menyaksikan teman-temannya mulai berkencan dan menginsafi ia tidak pernah bisa menerima semua itu.
Seperti istri saya, saya dibesarkan dengan membayangkan Allah sebagai tokoh orang tua yang Maha Bijaksana, yang Maha Kuasa, yang akan memperlakukan kami dengan kasih sayang seperti seorang ayah, bahkan lebih daripada itu.
Kalau kami taat dan giat menjalankan PerintahNya, Ia akan memberi imbalan.
Kalau kami menyimpang, Ia akan menghukum. Ia akan melindungi dan membimbing kami.
Setelah mendengar vonis atas putra kami, iman saya betul-betul goyah.
Saya mencoba mencari pertolongan dari buku-buku, tetapi tidak menemukannya.
Teman-teman bersungguh hati menolong kami, tetapi hasilnya tidak banyak.
Baca Juga : Alexandra Tolstoy Mengenang Ayahnya: Mengajarkan Cinta Kasih dan Tuhan, Tapi Tidak Suka Emansipasi Wanita
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR