Otak yang dulu fungsinya tidak diketahui, dibuang begitu saja.
Adalah jantung yang dianggap sebagai organ penalaran yang akan diawetkan.
Tutankhamun, bagaimanapun, tidak memiliki jantung dan diganti dengan scarab amuletik yang bertuliskan mantra-mantra.
Tapi itu sepertinya akibat para pengurus pemakamannya yang ceroboh.
Baca Juga : Pemegang Gelar ‘Porn Star of the Year’ Tiga Kali Berturut-turut: Seks Terburukku Ada di Film Porno
6. Salah satu harta favorit Tutankhamun adalah belati besi
Howard Carter menemukan dua belati yang dibungkus dengan hati-hati di dalam perban mumi Tutankhamun.
Satu belati memiliki pisau emas, sementara yang lain memiliki pisau yang terbuat dari besi.
7. Sangkakalanya telah menghibur penonton lebih dari 150 juta
Barang kuburan Tutankhamun termasuk koleksi kecil alat musik: sepasang kuncup gading, dua sistra (mainan kerincingan) dan dua terompet.
Pada 16 April 1939, dua trompet diputar dalam siaran radio langsung BBC dari Museum Kairo, yang mencapai sekitar 150 juta pendengar.
Pada 1941 terompet perunggu dimainkan lagi, kali ini tanpa corong modern.
Baca Juga : Kuburan Mesir Kuno Periode Firaun Terkenal Ditemukan, Apa Isinya?
Beberapa, dipengaruhi oleh mitos “kutukan Tutankhamun”, telah mengklaim bahwa sangkakala memiliki kekuatan untuk memanggil perang.
Mereka telah menyarankan bahwa itu adalah siaran tahun 1939 yang menyebabkan Inggris memasuki Perang Dunia Kedua.
8. Tutankhamun dimakamkan di peti mati termahal di dunia
Dua dari tiga peti mati Tutankhamun terbuat dari kayu, ditutupi dengan lembaran emas.
Baca Juga : Hari Pahlawan: Ratmi B-29, Dikenal Sebagai Pelawak, Tapi Kok Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata?
Tapi, yang mengejutkan Howard Carter, peti mati terdalam terbuat dari lembaran tebal emas.
Jika diuangkan maka akan mencapai nilai lebih dari satu juta pound sterling atau Rp 18 miliar, tapi sebagai tempat peristirahatan terakhir Tutankhamun, tentu saja, tak ternilai harganya.
Source | : | historyextra.com |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR