"Ketika kami sampai di kamp, mereka memotong kepala ayah saya dengan parang. Saya melihat mayatnya," katanya.
"Kemudian mereka membuat saya melakukan inisiasi. Saya meminum kulit pohon dan debu untuk membuat kulit saya tahan peluru." tambahnya.
"Saya mencampur semut merah dengan alkohol untuk membuat saya cepat mencapai musuh dengan cepat," Dorcas menambahkan.
"Saya pergi ke medan perang dan saya tertembak. Seorang anggota milisi menyelamatkan saya. Mereka menaruh ramuan di lukaku dan mereka sembuh." Katanya lagi.
Baca Juga : Hari Guru Nasional: 10 'Qoute' Inspiratif untuk Rayakan Hari Guru Nasional
Dorcas adalah salah satu yang beruntung, dan selamat "Saya tidak bisa bertarung setelah itu. Saya hanya membantu memasak. Kemudian kami diserang oleh tentara Presiden Joseph Kabila, dan saya melarikan diri ke hutan."
Diperkirakan, sebanyak 60 persen anggota milisi adalah anak-anak yang dipikat, diperkosa, atau dipukuli, mereka menyaksikan eksekusi orangtua mereka.
Misi cuci otak mereka termasuk meminum darah musuh yang dibubuhi bagian tubuh mereka konon akan memberikan "kekuatan gaib".
Selama 12 bulan terakhir, Unicef telah menyelamatkan 1.712 anak-anak yang melarikan diri dari kelompok pemberontak di Kasai, termasuk 481 anak perempuan.
Source | : | Mirror |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR