Atas kehadiran si buah hati, maka risiko perceraian pun dapat berkurang.
Tapi jangan melebih-lebihkan keamanan yang dibawa seorang bayi ke pernikahan.
Bahkan ada juga kualitas perkawinan yang mulai menurun di tahun ke empat.
TAHUN 5-8: Berisiko Tinggi
Baca Juga : Inilah M Nurhadi, Sosok yang Diduga Membunuh Dufi yang Jasadnya Ditemukan dalam Drum
Ada beberapa alasan mengapa ini adalah salah satu periode paling berisiko untuk sebuah pernikahan.
Pada titik ini, anak-anak cenderung sudah stabil pertumbuhannya dan dianggap mampu bertahan hidup hingga dewasa.
Dengan kata lain, ketika risiko kematian bayi menurun, peluang perceraian bisa meningkat.
Studi menunjukkan bahwa memiliki anak melindungi perkawinan terhadap perceraian selama sekitar tiga tahun.
Baca Juga : Penyanyi Sinead O'Connor Masuk Islam dan Ganti Nama, ini Arti Nama Barunya
TAHUN 9-15: Risiko Rendah
Saat usia perkawinan menginjak tahun ke sembilan, pasangan tak lagi memiliki bayi di rumah.
Ketika anak-anak semakin tumbuh dewasa, orang tua juga mengalami kepuasan hubugan.
Baca Juga : Angel Lelga Digerebek Sedang Bersama Pria Lain, Ini 5 Zodiak yang Rawan Selingkuh
Studi menunjukkan bahwa 20 persen pernikahan berakhir dalam lima tahun pertama, dan jumlah ini meningkat 12 persen dalam 10 tahun.
Tetapi antara tahun ke 10 dan ke 15, angka itu hanya meningkat sekitar 8 persen, menyiratkan bahwa salah satu tahap paling aman dari pernikahan Anda adalah antara tahun ke 10 hingga 15.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR