Advertorial

Inilah Penyebab Wanita Hobi Berbelanja Sementara Pria Menyukai Mobil

Muflika Nur Fuaddah
Adrie Saputra
Muflika Nur Fuaddah
,
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Benarkah stereotip bahwa wanita cenderung suka belanja, sementara pria terobsesi dengan kepada mobil, gadget elektronik, dan olahraga?
Benarkah stereotip bahwa wanita cenderung suka belanja, sementara pria terobsesi dengan kepada mobil, gadget elektronik, dan olahraga?

Intisari-Online.com- Menurut stereotipklasik populer, wanita suka belanja sedangkan pria suka mobil.

Konon wanita lebih menikmati untuk menghabiskan uangnya guna berbelanja pakaian.

Wanita juga cenderung gemar mengobrol memiliki sifat lembut, penuh pengertian dan empati yang tinggi.

Sementara pria cenderung terobsesi dengan mobil, gadget, elektronik, dan olahraga.

Baca Juga : Pacar Baru Muzdalifah Berusia 15 Tahun Lebih Muda Darinya, Ini 4 Alasan Wanita Lebih Suka 'Berondong'

Stereotip klasik ini telah lama diperdebatkan dan dianggap sebagai pengkategorian jenis kelamin yang tak masuk akal.

Tetapi penelitian menunjukkan bahwa beberapa pengalaman emosional, seperti stres, dapat diproses secara berbeda oleh pria dan wanita.

Dalam menghadapi masalah, wanita cenderung menimpan stres ke dalam diri mereka.

Hal itu akhirnya membuat mereka cenderung lebih tertekan dan gelisah.

Baca Juga : Basah dan Empuknya Sate Romli Depan RS Pusat Pertamina, Yakin Enggak Tergiur?

Sementara pada pria akan cenderung untuk meluapkannya ke luar semisal dalam bentuk ekspresi kemarahan.

Sekarang, sebuah penelitian baru oleh para peneliti di Universitas Cambridge memberikan bukti lebih lanjut bahwa beberapa stereotipe klasik mungkin tidak begitu jauh dari kebenaran.

BUKTI BAHWA WANITA MEMILIKI SIMPATI YANG LEBIH TINGGI DARIPADA PRIA

Seperti dilansir dalam Daily Mail, Sabtu (17/11) studi baru telah melibatkan 670.000 orang untuk mengisi kuesioner online guna menganalisis sistem yang kompleks ini.

Peserta harus menyatakan kesetujuan dan ketidaksetujuan mereka terhadap pernyataan-pernyataan yang muncul.

Baca Juga : Siapa Sangka, Pria 78 Tahun Ini Adalah Pembunuh Mematikan, Diduga Sudah 90 Nyawa Melayang di Tangannya

Misalnya seperti 'Ketika berbicara dengan orang, saya cenderung membicarakan pengalaman mereka' atau 'Saya suka membicarakan bagaimana cara mesin bekerja'.

Meskipun ada banyak pengecualian, secara keseluruhan wanita akan menyetujui pernyataan pertama dan pria cenderung menyetujui yang kedua.

Hal itu pun mempengaruhi dan berada di balik faktor kebenaran kecenderungan mengapa wanita suka belanja dan pria terobsesi pada mobil.

STEREOTIP ITU DIMULAI DARI DALAM RAHIM KARENA HORMON

Baca Juga : Identik dengan Hidup Mewah dan Punya Istri Cantik, Ternyata Begini Kehidupan Asli para Pesumo

Apakah perbedaan laki-laki dan perempuan hanya dibentuk oleh sistem sosial, atau ada hal lain?

Penelitian Profesor Simon Baron Cohen di Cambridge telah menyelidiki apakah beberapa perbedaan gender dimulai di dalam rahim.

Penelitian yang dilakukannya melibatkan pengumpulan, dan pengukuran, senyawa di dalam rahim lebih dari 19.000 wanita hamil.

Baca Juga : Setahun Meninggalnya Julia Perez: Catat, Ini Ciri-ciri Pria Penyebar Virus HPV Penyebab Kanker Serviks

Senyawa-senyawa yang terkandung dalam cairan ketuban adalah termasuk hormon seks testosteron dan estrogen, serta hormon stres kortisol.

Cohen dan timnya kemudian juga mengamati perilaku anak-anak itu selama lebih dari satu dekade dengan pengukuran tertentu dari segi kognitifnya.

Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang terpapar dengan kadar testosteron yang lebih tinggi dalam rahim akan memiliki empati yang kurang dan sebaliknya.

Baca Juga : Waspadai 6 Tipe Pria Berikut Ini

Testosteron sendiri dilihat sebagai hormon laki-laki yang bertanggung jawab atas perkembangan otak dan tubuh lai-laki.

Sementara estrogen bertanggung jawab untuk perkembangan reproduksi anak perempuan.

Meskipun pria dan wanita memproduksi kedua hormon, pria memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi, dan wanita lebih banyak mengandung estrogen.

Menariknya, anak perempuan yang terpapar kadar testosteron yang tinggi dalam rahim tentu akan memiliki pandangan dan cara berpikir yang cenderung digambarkan sebagai 'laki-laki.'

Jadi meski stereotip yang didasarkan pada jenis kelamin tertentu bisa salah (karena kita temukan beberapa wanita 'berotak laki-laki'), kecenderungan itu memang benar adanya.

Tetapi perlu diingat bahwa 'cenderung' sendiri memiliki arti tidak sepenuhnya benar.

Baca Juga : 15 Negara yang Paling 'Hobi' Makan Mie Instan di Dunia, Indonesia Termasuk di Dalamnya

Artikel Terkait