Intisari-Online.com – Dua ekor burung beo bertengger di cabang paling atas dari sebuah pohon. Mereka mulai bertengkar. Masing-masing mengklaim bahwa ia lebih cantik dari yang lain. Mereka pun mulai saling menyerang secara fisik. Kemudian mereka mendengar panggilan sayang dari cabang yang lebih rendah pada pohon yang sama.
Rupanya seekor kucing yang licik duduk di sana, melihat pertengkaran mereka. Ia mencoba menghibur burung itu dengan kata-kata yang tampaknya menyenangkan mereka.
“Jangan melawan, burung, sayangku,” katanya kepada mereka. “Saya akan memberitahu kalian yang siapa lebih indah. Kita akan mengadakan kontes kecantikan. Saya akan menjadi jurinya. Silakan datang ke dekat saya sehingga saya bisa memeriksa kalian dengan jelas dan memberikan penilaian saya.”
Dengan bersemangat mendengar tawaran itu, burung-burung yang bodoh itu segera bergerak menghampiri kucing. Mereka buta karena iri dan permusuhan dan tidak bisa menyadari tujuan sebenarnya dari kucing licik itu. Tiba-tiba Ibu burung beo itu mencapai tempat kejadian. Ia merasakan bahaya dan segera mendorong beo muda itu pergi. Ia menyuruh mereka untuk segera terbang.
Kedua burung beo itu sudah duduk aman di cabang tertinggi. Mereka kini yakin bahwa kucing itu sebenarnya berencana untuk menerkam dan memakan mereka segera setelah mereka menghampirinya. Mereka menyadari kesalahan mereka dan menarik napas lega. Mereka mengucapkan terima kasih kepada Ibu mereka karena tiba pada waktunya menyelamatkan mereka. Mereka benar-benar menyesal karena kehilangan indera mereka atas kebodohan dan kesombongan mereka.
Lalu, Ibu beo menarik anak-anaknya mendekati tubuhnya dan mengatakan kepada mereka dengan penuh kasih sayang, “Dengar, anak-anak, kalian berdua sama-sama indah. Cobalah untuk mencintai dan menghargai satu sama lain. Tidak ada yang menang dengan bertengkar.”