Advertorial
Intisari-Online.com- Minggu (18/3) kemarin, istri kedua Opick, Wulan Maya Sari,dikabarkan meninggal dunia.
Kematian ini terjadi dua bulan menyusul kematian bayi Wulan dalam kandungan.
Bayi itu meninggal saat usianya kandungan menginjak delapan bulan, sejak saat itu kondisi Wulan terus menurun.
Kematian janin dalam kandungan ini disebut Intra Uterin Fetal Death (IUFD).
Baca Juga:Kesal Di-bully Mempunyai Wajah Seperti Penyihir, Wanita Ini Putuskan Operasi dan Begini Hasilnya
Baca Juga:Keguguran 16 Kali dan Tiga Bayinya Meninggal, Wanita Ini Hanya Disebut 'Tidak Beruntung' oleh Dokter
Keadaan di mana janin dalam kandungan meninggal saat usia kehamilan menginjak trimester kedua atau lebih dari 20 minggu.
Dilansir dari ucdmc.ucdavis.edu, ada beberapa gejala umum yang dapat diidentifikasi sebagai gejala kematian bayi ini.
1. Pendarahan
Pendarahan adalah pertanda adanya masalah pada plasenta dan tidak menunjukkan kematian janin.
Tapi, pendarahan bisa menjadi tanda bahwa serviks terbuka tanpa persalinan (disebut insufisiensi serviks).
Dengan insufisiensi serviks, serviks mulai terbuka lebih awal tanpa kontraksi.
2. Janin mulai berhenti bergerak
Kebanyakan ibu dapat merasakan bayi bergerak pada minggu ke 20.
Jika ibu dapat merasakan gerakan bayi, namun kemudian gerakan itu berhenti, penting untuk menghubungi dokter untuk segera memastikan bayi itu baik-baik saja.
Penurunan gerakan janin lebih sering menjadi pertanda bahwa ada masalah dengan kehamilan dan jarang sekali artinya janin telah meninggal.
Baca Juga:Empat Tahun Menghilang, Pria Ini Klaim Temukan Pesawat MH370 dari Google Earth
Sedangkan untuk penyebabnya adalah sangat berbeda dengan keguguran (kehilangan janin pada trimester pertama).
Ada beberapa kondisi medis yang berhubungan dengan kematian janin pada trimester kedua yakni meliputi:
1. Kelainan janin (masalah genetik atau struktural)
2. Sang ibu menderita penyakit, seperti tiroid, diabetes atau hipertensi.
3. Kondisi autoimun atau genetik yang meningkatkan risiko wanita membentuk bekuan darah di kaki atau paru-parunya (seperti sindrom antifosfolipid)
Memang bukan hal yang diinginkan, namun kematian bayi dalam kandungan juga tidak mungkin tidak terjadi.
Sementara, jika telah diketahui bayi dalam kandungan meninggal, maka yang harus dilakukan adalah mengeluarkannya segera mungkin.
Baca Juga:(Foto) Usai Menyantap Induknya, Singa Ini Lakukan Hal Tak Terduga pada Seekor Bayi Kera