Lepas dari Malaysia, untuk keperluan serupa dan dalam waktu berdekatan, SAS kemudian bertugas ke Aden, Teluk Persia, Kenya, Oman, dan ke wilayah Irlandia Utara.
(Baca juga: Punya Prinsip Bertempur Sampai Mati, Pasukan Paskhas TNI AU pun Membuat Pasukan Khusus Australia Segan)
Dari wilayah panas ini postur dan keahlian selanjutnya dikembangkan.
SAS tak hanya terjun menangani misi antigerilya dan keamanan dalam negeri, tetapi juga urusan antiteror.
Selain menangani teror Tentara Irlandia Utara, sesekali SAS terjun bersama pasukan antiteror negeri lain.
Tatkala pesawat B737 Lufthansa Jerman dibajak, misalnya, mereka ikut menyerbu bersama rekannya GSG-9 dari Jerman.
Ajang kedua yang membuat nama SAS melonjak adalah ketika menuntaskan drama pembajakan lima hari di Gedung Kedubes Iran, di London, 5 Mei 1980.
Sukses dalam misi menguasai kembali Falkland serta terjun langsung ke medan peperangan di Teluk (1991) dan Bosnia, turut mempertegas eksistensi SAS di dunia.
Setelah berkontraksi sekian kali menyesuaikan diri dengan keperluan, saat ini SAS terdiri atas sebuah resimen reguler (22 SAS) dan dua resimen pasukan teritorial (21 SAS Artists Rifles dan 23 SAS).
Dalam menjalankan fungsinya, 22 SAS didukung sebuah skuaron sandi (24 Signal Squadron), sementara 21-23 SAS diperkuat 63 Signal Squadron (Letkol George Forty, dalam Vitual Guide Special Forces, 2002)
(Baca juga: Mengenali Jenis Pasukan Tempur TNI Angkatan Darat Berdasarkan Warna Baret)
Salah satu kepiawaian SAS adalah melakukan operasi intelijen tersamar, sehingga memang amat sedikit adanya publikasi tentang keterlibatan SAS dalam operasi militer.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR