Awal masa Renaissance (abad XIV – XVI), masyarakat Italia mempelopori pengembangan bahan kecantikan berupa lotion¸krim, bedak, atau pasta.
Sedangkan Prancis (abad XVII) menjadi pusat kemajuan produksi kosmetik. Inggris pun tak mau ketinggalan dalam hal kosmetik.
Kosmetik yang mulanya hanya untuk kalangan atas, pada abad XVIII telah umum digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Namun, semangat merias diri, bahkan menghalalkan penggunaan racun, pernah berakibat fatal.
(Baca juga: Reog Ponorogo, Sebuah Tarian Pemberontakan yang Ditujukan untuk Majapahit)
Di Italia, ± 600 suami meninggal karena secara tak sengaja menelan racun pada kosmetik pemutih kulit istri mereka yang mengandung arsenik.
Lompatan terjadi di pertengahan abad XIX. Produk baru, kemasan praktis seperti bedak padat, sticks, mendongkrak tingkat penjualan. Bahan-bahannya pun dipilih yang benar-benar aman bagi pemakainya.
Tak sedikit pula yang memanfaatkan bahan alamiah, sebagaimana yang dilakukan nenek moyang dulu.
Kini kosmetik menjadi industri besar karena kosmetik juga dikonsumsi oleh pria tanpa kecuali jenisnya.
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi September 1997)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR