Advertorial

Keluarga Lykov, Satu-satunya Keluarga yang Tinggal di Hutan Selama 40 Tahun

Mentari DP

Editor

Dari ahli geologi, keluarga ini melarikan diri ke pedalaman Siberia pada tahun 1936.
Dari ahli geologi, keluarga ini melarikan diri ke pedalaman Siberia pada tahun 1936.

Intisari-Online.com - Tahukah Anda bahwa wilayah Siberia disebut sebagai tempat yang paling terisolasi di seluruh dunia?

Ya, selain terkenal dengan musim dinginnya yang ekstrem, daratan di Rusia ini juga dipenuhi oleh hutan-hutan yang luas, jalanan yang sulit dilalui serta tersebarnya hewan-hewan liar.

Tidak heran daerah ini bukanlah tempat yang layak untuk ditinggali.

Meski begitu ada sebuah keluarga yang bersedia tinggal di sana.

(Baca juga: Luar Biasa! Meski Tingal di Wilayah Bersuhu Minus 71 Derajat Celcius Penduduk Desa di Siberia Ini Masih Bisa Hidup Normal)

(Baca juga: Berambut Pirang dan Kulit Sangat Putih, Gadis 8 Tahun Ini Dijuluki ‘Snow White dari Siberia’)

Mereka dikenal dengan sebutan keluarga Lykov.

Dilanir dari theguardian.com, keluarga Lykov merupakan satu-satunya sekelompok manusia yang pernah tercatat tinggal di bagian terdalam Siberia itu dalam waktu yang lama.

Dari ahli geologi, keluarga ini melarikan diri ke pedalaman Siberia pada tahun 1936.

Keluarga tersebut melarikan diri ke pegunungan Sayan di daerah terpencil Siberia yang dekat dengan perbatasan Mongolia, dengan hanya harta benda yang bisa mereka bawa.

Tidak heran, Agafia Lykova dan saudaranya, Dmitry,tumbuh tanpa melihat orang lain selain orangtua dan kakak laki-laki mereka.

Keluarga tersebut tinggal dalam isolasi penuh selama beberapa dekade sampai sekelompok ahli geologi Soviet terbang di atas pegunungan Sayan pada misi pencarian mineral dan menemukannya mereka pada tahun 1978.

Dilaporkan mereka telah tinggal di pedalaman tersebut selama 40 tahun lamanya.

Selama tinggal di dalam hutan, satu per satu keluarga Lykov meninggal dunia. Hingga saat ini hanya tersisa Agafia seorang diri.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Agafia menanam kentang, wortel, lobak, bawang merah, dan sayuran lainnya di sebidang tanah kecil yang keluarganya bersihkan puluhan tahun yang lalu.

Tanah itu dikelilingi hutan di lereng curam yang menghadap ke selatan di atas sungai Abakan.

Kisah Agafia pun sampai ke telingansutradara film Inggris,Rebecca Marshalldan ia pun membuatkan film dokumenter dengan judul “The Forest in Me” tentang kehidupan keluarga Lykov selama di hutan.

(Baca juga: Sagiana Salchak, Gadis 4 Tahun Asal Siberia yang Menembus Badai Salju Menyelamatkan Kakek-Neneknya)

Artikel Terkait