Advertorial
Intisari-Online.com - Apa yang akan dilakukan oleh pasangan yang baru menikah namun belum punya rumah?
Bisa dipastikan, sebagian besar akan menginap di rumah orangtua mempelai pria maupun wanita.
Istilah umumnya adalah tinggal di Pondok Mertua Indah.
Tapi ingat, itu pada umumnya.
(Baca juga: Bikin Ngakak! Editan Photoshop Terhadap Pasangan Ini Sungguh Kelewat Batas!)
Lain halnya dengan pasangan Leonardo Damanik dan Yohana Ranita Gultom.
Usai berbulan madu selama seminggu di Thailand, mereka harus segera pindah dari rumah orangtua Leonardo ke rumah kontrakan.
Apakah karena rumah orangtua Leonardo memang tak punya kamar kosong atau terlalu sempit?
Ternyata bukan itu alasannya. Kamar kosong ada, rumah pun cukup luas.
Lalu, apa alasan mereka pergi? Jawabannya adalah karena mereka diusir oleh Anita Martha Hutagalung, ibunda Leonardo. Wah.
Kalau kita hanya membacanya sampai di sini, tentu saja kita akan kesal.
‘Orang baru menikah, rumah pun cukup luas, mengapa perlu sampai diusir?’
Begitulah kira-kira pendapat sebagian besar orang jika tak sampai mengetahui alasannya.
(Baca juga: HIV Belum Ada Apa-apanya, Ini 10 Virus Paling Mematikan di Dunia)
Apalagi, sang anak Leonardo sampai berujar “Mama ini sadis kali, belumpun kawin udah macam terusir awak.”
Kalimat tersebut dilontarkan Leonardo dua bulan sebelum pernikahan.
Kalimat yang justru disambut tawa oleh sang ibu Anita.
Ohya, kalimat Leonardo sendiri merupakan respons dari kalimat Anita berikut ini “Sehabis pesta, cukuplah sehari, atau 2 hari dirumah, selanjutnya urus rumah tangga masing masing.”
Benarkah Anita terlalu kejam kepada anak dan menantunya? Ternyata tidak juga.
Buktinya, apa yang dilakukan oleh Anita ini justru mendapat banyak pujian.
Bahkan tidak sedikit yang menyebutnya sebagai sosok mertua idaman, mertua impian.
Berikut ini alasan Anita, yang terdapat dalam postingan di akun media sosial Facebook miliknya, yang hingga berita ini diturunkan sudah dibagikan lebih dari 20.000 kali:
“Karena bagiku pribadi ,anakku kawin itu untuk "membangun" rumah tangganya. Suami dan Istri. Bukan untuk supaya ada temanku, ramai rumahku. Alasan menikah itu bagiku karena cinta.”
Anita sendiri mengakui dirinya tak merasa sedih telah mengusir anak dan menantunya.
“Hehehe maaf ya Leo. Bukan mama gk sayang, tapi sudah lama mama persiapkan hati,” tulis Anita yang justru baru saja ditinggalkan oleh suaminya yang meninggal dunia.
Cara bertutur Anita memang sambil bercanda.
Bahkan di akhir postingan, Anita menulis “Oh ya...menantuku sayang Iyo Yohana Reanita Gultom. Tolong WA kan alamat rumah kalian itu. Mama lupa kemarin menanyakannya, ntar kalau ada waktu mm main ke sono.” Nah, lo!
Berikut ini postingan lengkap Anita:
PostinganAnita mendapat beragam reaksi, sebagian besar memuji keputusan dan cara pandang Anita terhadap pernikahan. Berikut ini beberapa komentar tersebut;
Jangan Terlena ‘Teduhnya’ Rumah Mertua Hingga Lupa Bangun Rumah Sendiri
Kebutuhan papan atau tempat tinggal, tidak dapat disangkal lagi, merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap orang agar dapat hidup layak dan nyaman.
(Ingin Beli Smartphoneyang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)
Namun, tidak semua orang mampu memenuhi kebutuhan tersebut seketika dengan keringatnya sendiri kendati sudah berkeluarga bahkan telah beranak pinak.
Sebagian orang mungkin masih tinggal di rumah orangtua atau mertua. Ada yang terpaksa menumpang karena belum mampu membeli rumah, ada pula yang memilih tinggal bersama orangtua karena alasan khusus. Sebagian yang lain, mungkin masih menikmati tinggal di rumah dinas.
Nah, apakah Anda termasuk salah satu dari kelompok tersebut? Tinggal di rumah orangtua atau di rumah dinas, boleh jadi terasa nyaman-nyaman saja bagi Anda hingga kini. Namun, ada baiknya Anda mulai berpikir lebih jauh untuk tinggal di rumah sendiri.
(Berniat Pakai Fasilitas KPR dari BPJS Ketenagakerjaan? Baca Dulu Ketentuannya!)
Rumah dinas ada batas pakainya. Ketika kelak tiba-tiba Aada terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), jatah rumah dinas tentu ikut hilang.
Di sisi lain, bernyaman-nyaman tinggal di rumah orangtua setelah menikah juga sejatinya kurang bijak. Bagaimanapun, memutuskan berkeluarga berarti Anda siap hidup mandiri.
Budi Raharjo, perencana keuangan OneShildt Financial Planning, menilai, ketika kita masih tinggal di rumah dinas atau menumpang rumah mertua, acapkali kita terlena alias terlalu nyaman sehingga lupa dengan kebutuhan atas rumah pribadi.
(Sedang Bingung Pilih Program KPR? Bank-bank Ini Tawarkan Bunga KPR 5%-7%)
Maklum, menumpang tinggal di rumah dinas dan rumah mertua kebanyakan gratis. Kalaupun ada pengeluaran terkait rumah seperti listrik atau air, sifatnya adalah pengeluaran operasional yang nominalnya relatif tidak besar.
Gaya hidup masih belum terpapas penghematan, tiba-tiba anak pertama lahir disambung anak berikutnya. Alih-alih menyisihkan penghasilan untuk pembelian rumah, kocek Anda mungkin sudah keburu kering dibelanjakan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tuntutan gaya hidup.
Jika sudah begitu, bukan mustahil hingga usia senja kelak, Anda tidak juga mampu memiliki rumah sendiri meski penghasilan dan gaya hidup terbilang besar.
(Baca juga: Skandal Seks Sepanjang Sejarah, Bahkan Ada yang Dilakukan secara Berjamaah)