Advertorial

(Video) Inilah 6 'Kesalahan' dalam Sistem Pendidikan Kita yang Dianggap Tak Sesuai dengan Dunia Kerja saat Ini

Ade Sulaeman

Editor

Dalam video tersebut dijelaskan bagaimana kehidupan, berikut dengan dunia kerjanya, berubah dengan sangat cepat. Sementara itu, sistem pendidikan nyaris tidak pernah berubah selama ratusan tahun.
Dalam video tersebut dijelaskan bagaimana kehidupan, berikut dengan dunia kerjanya, berubah dengan sangat cepat. Sementara itu, sistem pendidikan nyaris tidak pernah berubah selama ratusan tahun.

Intisari-Online.com - Sebuah video berjudul “Ada yang Salah dengan Sistem Pendidikan Kita’ banyak beredar di lini masa Facebook.

Ada beberapa akun yang menyebarkannya. Salah satunya laman Saintif dimana video tersebut sudah disebar lebih dari 7589 kali (15/2/2018).

Video itu sendiri sebenarnya merupakan saduran dari sebuah video dari akun media sosial YouTube Next School yang berjudul “6 Problems With Our School System”.

Dalam video tersebut, yang ditampilkan di bagian akhir artikel ini, dijelaskan bagaimana kehidupan, berikut dengan dunia kerjanya, berubah dengan sangat cepat.

(Baca juga: BPOM Nyatakan Albothyl Tidak Disarankan untuk Obat Sariawan, Inilah Alasannya)

Sementara itu, sistem pendidikan nyaris tidak pernah berubah selama ratusan tahun.

Apalagi, sistem pendidikan yang sampai saat ini masih banyak digunakan di berbagai penjuru dunia dirancang di era industri, dimana output-nya adalah untuk pekerjaan di pabrik.

Mengapa hal itu bisa terjadi, video tersebut menjelaskan enam alasannya, yaitu:

Masalah pertama: Nilai-nilai era industrial

Anak-anak dididik untuk mengerjakan setumpuk tugas, mereka nyaris tidak melakukan hal apapun selain yang sudah diarahkan oleh sekolah.

Sama seperti di pabrik, mereka yang dianggap paling baik sering kali merupakan mereka yang mampu melakukan segala sesuatu sesuai instruksi.

Padahal, di dunia modern saat ini, banyak hal yang perlu dilakukan tanpa ada petunjuk sedikitpun.

(Baca juga: Inilah Shio dan Jam Kelahiran yang Punya Peruntungan Bagus di Tahun Anjing Tanah 2018)

Di era ini, kita juga harus pandai berkolaborasi, saling menuangkan dan mengembangkan ide masing-masing.

Masalah kedua: Kurangnya kebebasan

Dalam sistem pendidikan saat ini, kebanyakan anak tidak memiliki kontrol atas diri mereka sendiri.

Semuanya sudah diatur menit demi menit oleh sistem.

Anak-anak seolah tidak memiliki tanggung jawab atas kehidupan sendiri, mereka hanya perlu mengikuti aturan yang sudah ditetapkan.

Padahal, di dunia saat ini, banyak hal yang harus kita putuskan sendiri, bahkan termasuk dalam hal memilih waktu.

Masalah ketiga: Pelajaran yang tidak otentik

Kebanyakan pelajaran di sekolah tidak otentik, hanya bergantung pada hafalan.

Semua anak dipaksa untuk tahu semuanya, yang di kemudian hari akan diuji untuk mengukur seberapa besar kemampuan hafalan setiap anak.

Siswa pun akan belajar mati-matian menjelang ujian.

Lalu, setelah itu… Sebagian besar akan hilang begitu saja dari ingatan.

Tapi kenyataannya, itulah satu-satunya yang dihargai oleh sekolah, dan pada akhirnya oleh sebagian besar masyarakat.

Masalah keempat: Tidak ada ruang untuk ‘passion’

Pendidikan saat ini memaksa setiap anak utnuk mempelajari hal yang sama dengan cara yang sama.

Sesuatu yang tidak sesuai dengan kodrat manusia, di mana setiap orang memiliki passion dan ketertarikan yang berbeda.

Padahal, saat ini banyak yang percaya bahwa passion merupakan salah satu kunci kebahagiaan di mana seseorang mengerjakan sesuatu sesuai dengan ‘gairah’ mereka.

Ah, masa iya kita harus mengikut passion dibanding pendidikan?

Meski belum tentu benar, tapi kenyataannya banyak orang-oorang hebat yang justru gagal dalam sistem pendidikan tradisional.

Contohnya: Steven Spielberg, Winston Churchill, John Lennon, juga Albert Einstein.

Masalah kelima: Bagaimana kita belajar

Dalam sistem pendidikan saat ini, setiap anak diharuskan belajar hal yang sama dengan cara yang sama persis.

Tidak menilai perbedaan kemampuan seseorang dalam menyerap suatu pelajaran.

Terlambat memahami sama dengan gagal!

Padahal, bisa jadi, jika sang anak diberi ruang lebih lama sang anak justru mampu memahami pelajaran tersebut lebih baik dibandingkan dengan teman-temannya.

Masalah keenam: Cara mengajar

Saat ini, pengajar biasanya akan berdiri di depan menjelaskan sesuatu dalam waktu yang cukup lama, bisa sampai lima jam.

Anak-anak hanya diam mendengarkan tanpa boleh berinteraksi satu sama lain.

Penyerapan materi anak pun akan berbeda-beda, tidak hanya bergantung pada kecerdasan, terkadang juga bergantung pada posisi tempat duduk.

Padahal, di dunia internet, anak memiliki keleluasaan untuk mencari dan mempelajari banyak hal sendiri.

Sayang, karena takut kehilangan kendali, sistem ini banyak ditolah oleh banyak pihak.

Secara garis besar, itulah ringkasan dari video tersebut.

Lalu, sudah sesuaikah pemaparan dalam video tersebut? Atau setujukah Anda dengan pemaparan video tersebut?

Komentar akun Habib Alhabsy dalam postingan tersebut mungkin bisa memberikan sudut pandang lain:

Saya setuju sistem di sekolah sekarang belum sempurna, tapi juga tidak setuju kalau sistem yang ada sekarang dihujat habis-habisan padahal yang menghujat itu sendiri adalah hasil sistem lama itu juga.

Seluruh kemajuan di dunia sekarang diakui ataupun tidak adalah hasil orang-orang dari sistem pendidikan lama yang katanya banyak kekurangan.

Video ini sayangnya tidak menjelaskan bagaimana solusinya. Dan ingat, itu adalah video dari sebuah lembaga pendidikan (sekolah), bagaimana pun itu adalah iklan.

Tidak ada sekolah yang mengklaim pendidikan mereka lebih baik tanpa diikuti juga dengan cost dari sistem yang mereka tawarkan.

Mengelola satu sekolah dan mempersiapkan segala resource yang dibutuhkan tidak sama dengan tantangan mengelola pendidikan pada level negara.

Kalau ada kekurangan mari kita perbaiki dalam pendidikan kita ini. Tapi yang lama jangan dicaci-maki.”

Berikut ini video yang dimaksud:

Sementara berikut ini adalah video aslinya:

(Baca juga: Mewahnya Pesta Pernikahan 10 Hari 10 Malam Anak Raja Tambang Batu Bara Kalimantan Ini! Mobil Pengantinnya Saja Seharga Belasan Miliar!)

Artikel Terkait