1. Risiko Policresulen dalam bentuk sediaan cairan obat luar konsentrat 36% lebih besar daripada manfaatnya, sehingga Policresulen dalam bentuk sediaan cairan obat luar konsentrat 36% tidak boleh lagi beredar utnuk indikasi pada bedah, dermatologi, otolaringologi, stomatologi dan adontologi.
2. Dilakukan re-evaluasi indikasi Policresulen dalam bentuk sediaan ovula dan gel pada saat proses renewal karena indikasi yang tercantum pada informasi produk Policresulen dalam bentuk sediaan ovula dan gel sama dengan indikasi yang tercantum pada informasi produk Policresulen dalam bentuk sediaan cairan obat luar konsentrat 36%.
(Baca juga: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak)
Policresulen
Policresulen sendiri, dalam beberapa situs ilmiah, memang dinyatakan memiliki risiko tinggi.
Situs mims.com menyebutkan bahwa Policresulen tidak boleh sampai tertelan.
Jika sampai tertelan, makan pasien harus meminum air sebanyak mungkin dan segera menghubungi dokter.
(Baca juga: Mulai Sekarang, Berhentilah Makan Nasi Sisa Kemarin! Ini Alasannya)
Dokter gigi Widya Apsari dalam situs kompasiana.com secara khusus menyoroti hal ini dalam artikel berjudul “Dok, Sariawan Saya Tidak Sembuh-sembuh”.
Widya membagi pengalamannya menangangi pasien yang datang dengan keluhan sariawan yang tidak kunjung sembuh
Kebanyakan pasiennya mengaku sudah menggunakan ‘obat sariawan terkenal’ yang memiliki kandungan Policresulen di dalamnya.
“…yang katanya (di iklan) untuk mengobati sariawan,” tulis Widya.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR