Advertorial
Intisari-Online.com -Hujan sedang deras-derasnya, genangan yang kemudian jadi banjir pun muncul di mana-mana.
Dalam kondisi seperti ini, banyak dari pemilik mobil nekat menerasa genangan banjir—mereka lupa bila akibatnya bisa sangat fatal.
Bagaimanapun juga, menerobos banjir bisa menyebabkan mobil mogok.
Dalam kondisi tertentu, mogoknya mobil bisa memaksa pemilik mengeluarkan puluhan juta bila ingin mobilnya kembali normal.
Menurut Service Manager Bengkel Auto2000 GDC Depok Deni Andrian, kerusakan pada mobil yang bisa menyebabkan kerugian hingga puluhan juta adalah water hammer.
Water hammer adalah kondisi ketika air masuk ke ruang pembakaran di dalam mesin.
(Baca juga:Berkah Orang Makan Pecel Lele Saat Banjir: Warung Cak Hendrix Viral dan Pembelinya Membludak)
Jalur masuk air paling memungkinkan biasanya dari saringan udara yang terlalu dekat dengan genangan air yang meninggi, ataupun dari cipratan air.
Kerusakan akibat water hammer adalah bengkoknya setang piston yang juga berpotensi merusak komponen lainnya.
“Jadi kalau masuk air terus mesin mati, salah satu penyebabnya bisa karena tendangan air ke piston sehingga pistonnya patah,” kata Deni saat ditemui Kompas.com, Selasa (6/2).
Menurut Deni, kondisi lebih parah bisa terjadi jika pergerakan piston menghantam blok mesin.
Sebab bisa mengharuskan mesin diganti baru. Adapun total biaya yang dihabiskan bisa mencapai kisaran Rp50-80 juta.
“Kalau kerusakan sudah sampai merendam mesin, yang jelas harus ganti ECU (electronic control unit), ganti blok mesin. Habisnya bisa sampai Rp50 sampai Rp80 juta,” ujar Deni.
Tidak hanya kerugian materi, Deni menyebut proses pergantian mesin juga memakan waktu yang relatif lama.
Karena suku cadang yang dibutuhkan bukanlah suku cadang yang langsung tersedia (fast moving) seperti halnya servis dan perbaikan biasa.
Belum lagi, lanjut Deni, pergantian mesin harus melalui proses pelaporan ke kepolisian.
Karena polisi harus mengecek nomor mesin guna memastikan riwayat pemakaiannya. Tujuannya mencegah mobil yang berstatus curian.
Karena mahalnya biaya perbaikan disertai rumitnya proses pengurusan, Deni mengingatkan pemilik mobil untuk tidak coba-coba menerobos banjir.
Solusi terbaik bila menemui banjir adalah mencari rute lain.
Jika terpaksa melewati banjir, pastikan tinggi genangan air setidaknya 30 cm di bawah saringan udara agar tidak tersedot ke dalam mesin.
Selain itu jaga putaran mesin tetap tinggi agar air tidak terhisap ke dalam knalpot.
“Jadi jangan nekat. Lebih baik menahan diri karena akan mahal resiko yang harus ditanggung,” jelas Deni.
(Baca juga:Selamatkan Puluhan Nyawa saat Perang Vietnam, Veteran Ini Diganjar Penghargaan Tertinggi Militer AS)
(Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com dengan judul "Mobil Nekat Terobos Banjir, Puluhan Juta Bisa Melayang')