Belakangan, bekerja sama dengan ahli kimia, Keith menambahkan gula bit ke dalam resep Fanta.
Baca Juga: Tidak Banyak yang Tahu, Inilah 5 Kota Tertua di Indonesia, Adakah Kotamu?
Dikembangkan pada masa puncak kepemimpinan Hitler, Fanta memiliki popularitas tinggi.
Minuman itu segera menjadi titik kebanggaan nasional dan dikonsumsi oleh masyarakat Jerman.
Mulai dari tukang masak di rumah hingga pejabat tertinggi partai Nazi sangat menyukainya.
Fanta juga dipesan untuk peringatan ke-10 partai dengan Sieg-Heil (hormat Nazi) massal untuk menghormati ulang tahun ke-50 sang diktator.
Menurut penulis For God, Country, and Coca-Cola, Mark Pendergast, Keith bukanlah penganut ideologi Nazi.
Keith hanyalah seorang korporat yang berharap jika Jerman memenangkan perang, dirinya dapat menjadi kepala Coca-Cola Internasional.
Baca Juga: Ingin Dapat Uang Dua Juta Remaja Asal Aceh Ini Pura-pura Diculik, Untungnya Polisi Lebih Pintar
Itu adalah alasannya tetap memproduksi minuman di Coca-Cola Deutschland, meski ternyata dia berada di pihak yang salah.
"Anda tidak dapat menjalankan bisnis dengan Nazi Jerman kecuali berkolaborasi dengan mereka," kata Pendergrast.
Meski berada di sisi yang salah dalam sejarah, Keith memang mendapatkan sebagian keinginannya.
Dia dipuji sebagai pahlawan oleh orang Amerika karena membuat perusahaan tetap berjalan di Jerman.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR