Intisari-Online.com – Sekilas bangunan di Dusun Sumberan, Desa Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, DIY itu seperti rumah biasa.
Yang membedakan dengan rumah lainnya, adalah sebuah papan nama bertuliskan “Klinik Dokter Hana“.
Juga di depan rumah ini terdapat sejumlah sepeda motor dan mobil yang terparkir di pinggir sebuah gang perumahan yang sempit.
Sejak beberapa tahun terakhir, klinik ini menjadi perbincangan masyarakat. Sebab, Klinik Dokter Hana menerapkan sistem pengobatan cuma-cuma.
BACA JUGA: Anak Miliarder Ini Disuruh Ayahnya Jadi Orang Miskin, Hanya Dibekali Uang Rp100 Ribu
Klinik ini juga buka 24 jam. Pasien datang dini hari pun akan dilayani. Wajar klinik ini sering kebanjiran pasien.
Pada hari biasa, rata-rata klinik ini didatangi antara lima dan 10 pasien. Akan tetapi, saat ramai puluhan pasien bisa antre berobat di klinik ini.
Klinik ini juga melayani sirkumsisi (khitan) dan pemasangan kontrasepsi.
Klinik Dokter Hana beroperasi sejak 2011. Pendirinya, dr. Ferihana, mengaku prihatin melihat banyak warga miskin tak mampu berobat.
BACA JUGA: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak
Awalnya klinik ini hanya melayani warga sekitar. Namun, sikap mulia dokter Hana membuat klinik ini mulai kebanjiran pasien.
Mereka tak lagi dari daerah sekitar, tetapi juga dari daerah lain.
Selintas klinik ini terlihat eksklusif. Pintu gerbang selalu tertutup dan ruang klinik tersekat-sekat kaca buram. Padahal, klinik ini terbuka bagi siapa saja.
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR