Kalau tidak, bom waktu berupa warisan budaya sosial politik VOC, tanpa kita sadari sebenamya masih membelenggu hingga kini. Sebagian sudah terkikis modernisasi dan reformasi. Tapi sebagian lagi, menunggu saatnya meledak.
(Baca juga: Waspada! 6 Tanda Ini Bisa Menunjukkan Anak Anda Akan Menjadi Psikopat Saat Dewasa Nanti)
Pesta sepanjang tahun
Niat Pemerintah Belanda merayakan the glorious time VOC sama kontroversialnya dengan nasib VOC.
Menurut mereka, VOC adalah kenyataan sejarah yang membanggakan, karena telah memberi nilai tambah buat rakyatnya, membawa kemakmuran dan kekayaan budaya buat Belanda, serta membuka cakrawala baru dengan menaklukkan kawasan-kawasan dunia baru.
Bahkan VOC berhasil mendorong perkembangan kemasyarakatan dan memperkaya pengetahuan Belanda tentang bangsa-bangsa lain.
Dengan benak penuh puja-puji, Kementerian Pendidikan Belanda pun memprakarsai "Peringatan dan Perayaan 400 Tahun VOC" secara nasional.
Pelaksanaannya melibatkan pihak swasta di seluruh negeri. Maunya, agar generasi muda Negeri Bunga Tulip ini mengetahui makna dan wujud VOC sebagai bagian dari karya nyata dan kejayaan Belanda masa silam.
"Pesta" siap digelar di enam kota dan dipusatkan di Ridderzaal, berupa pameran full informasi tentang VOC akan digelar sepanjang 2002.
Itu keinginan Belanda. Bagaimana dengan kubu Indonesia yang ratusan tahun dijajah? Duta Besar RI di Den Haag, Abdul Irsan, bilang, KBRI tidak ada masalah dengan peringatan dan perayaan itu, karena itu urusan orang Belanda.
"Tapi kalau mereka memaksa Indonesia ikut memperingati, ini baru persoalan. Bagi Indonesia, VOC permulaan dari proses kolonialisme di Nusantara, bukan semata-mata berdagang," ujar Abdul Irsan.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR