Sebaliknya, rovolusi ini diikuti Perang Sipil selama lima tahun antara Tentara Merah Bolshevik melawan Tentara Putih Kekaisaran Rusia.
Yang paling penting, perang ini telah mengubah Rusia dari Kekaisaran menjadi Republik Sosialis—dengan nama resmi Uni Republik Sosialis Soviet (lebih dikenal sebagai Uni Soviet)—yang kemudian menularkan ide komunisme ke seluruh penjuru dunia dan menjadi salah satu negara adi daya di abad 20.
Perang ini juga dianggap sebagai salah satu pemicu berakhirnya Perang Dunia I karena Rusia memutuskan mundur dari perang untuk mengatasi konflik internal.
(Baca juga: Khmer Merah yang Ingin Dirikan Negara Komunis Radikal Justru Digulingkan Vietnam yang Pernah Membantunya)
Perang Sipil di China
Rusia mungkin menjadi kekuatan besar pertama yang mempraktikkan komunisme—tapi itu bukan yang terbesar lebih-lebih yang terakhir.
Pada 1927, Perang Saudara pecah di China, antara pasukan komunis melawan kaum nasionalis.
Perang ini berlanjut hingga 1950 setelah terjadi jeda pada 1937-1946—karena kedua kubu sepakat bersatu untuk melawan tentara kolonial Jepang.
Kemenangan komunisme membuat China seperti yang kita kenal sekarang, yang diperintah oleh CC Partai Komunis. Perang ini juga menyebabkan lahirnya Taiwan—yang awalnya adalah tempat mengungsi tentara nasionalis—sebagai negara yang merdeka.
Perang Vietnam
Dari 1955 hingga 1975, Vietnam adalah rumah bagi perang proksi antara Barat yang kapitalistis melawan Timur yang komunis. Komunisme, yang menguasai Vietnam Utara berusaha mengusir pengaruh asing dan, tentu saja, memperluas pengaruh komunisme di Selatan.
Perang paling berdarah di masa Perang Dingin inilah yang menciptakan Vietnam modern.
Perang ini juga disebut membantu mengubah Amerika, dan negara-negara Barat lainnya, lebih fokus pada perdebatan politik: apakah tetap menggunakan intervensi militer atau menciptakan budaya kiri tandingan.
Alih-alih memenangkan peperangan, Amerika justru dibuat malu dan rugi besar akibat perang ini.
(Baca juga: Di Perang Vietnam, AS Tak Hanya Kehilangan 60 Ribu Pasukan tapi Juga Harus Membuang Puluhan Helikopter ke Lautan)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR