Advertorial

Kok Banyak Pengemudi Taksi dan Ojek Online yang Pakai ‘Tuyul’, Makhluk Apa sih Itu?

Moh Habib Asyhad

Editor

AA memasang tarif sekitar Rp100 ribu untuk setiap pemasangan tuyul itu. Untuk memuluskan dan memasarkan usahanya, AA menggandeng seorang perempuan berinisial MCL (34).
AA memasang tarif sekitar Rp100 ribu untuk setiap pemasangan tuyul itu. Untuk memuluskan dan memasarkan usahanya, AA menggandeng seorang perempuan berinisial MCL (34).

Intisari-Online.com -Baru-baru ini Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap AA (24).

Ia adalah makelar yang menawarkan jasa pemasangan aplikasi “tuyul” kepada pengemudi taksi atau ojek online.

Biasanya, AA memasang tarif sekitar Rp100 ribu untuk setiap pemasangan tuyul itu. Untuk memuluskan dan memasarkan usahanya, AA menggandeng seorang perempuan berinisial MCL (34).

AA sendiri, kepada kepolisian mengaku bahwa cara memasang tuyul itu ia pelajari secara mandiri alias otodidak.

Menurutnya, pemasangan tuyul cukup mudah dan hanya membutuhkan waktu 10 hingga 15 menit.

(Baca juga:Buat yang Meremehkan Ojek Online, Lihatlah Video Viral Perjuangan Driver yang Bikin Nangis Ini!)

Dilansir dari Kompas.com, AA memiliki cukup banyak pelanggan, di antaranya 10 pengemudi taksi dan ojek online yang kini diamankan Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya berinisial RJ, GJH, YR, FA, D, ET, PA, M, FF, dan PE.

Nah, seperti apa sih aplikasi yang dikenal sebagai tuyul itu? Berikut lima faktanya.

1. Tak perlu angkut penumpang

Menurut FA, dengan aplikasi ini, para pengemudi taksi online tak lerlu lagi repot-repot mengangkut penumpang.

Hal ini terjadi karena aplikasi tuyul mampu memanipulasi pergerakan mitra taksi online.

“Pertama kami tentukan lokasi dengan aplikasi fake GPS. Lalu, kami lakukan order fiktif, kami sendiri yang terima order dengan ponsel lain dan otomatis simbol mobil di aplikasi akan bergerak seolah-olah kami sedang melayani pelanggan,” sebutnya ketika ditemui, Kamis (1/2).

(Baca juga:Badan bertato Hati Hello Kitty, Pemuda Yogyakarta Ini Rela Antarkan Kakek Tak Dikenal Pulang ke Medan)

Ia mengatakan, dengan begitu, para pengguna aplikasi tuyul cukup berada di satu tempat untuk melancarkan aksinya.

Pengguna tuyul pun dapat menentukan waktu order dengan bonus tinggi. Misalkan saja pada jam-jam sibuk dan saat turun hujan.

2. Tak perlu sediakan kendaraan

Di aplikasi Grab, FA tercatat sebagai mitra GrabCar.

Namun, pria itu tidak membutuhkan mobil untuk melakukan aksinya. Dia juga memang tidak punya mobil.

Menurut FA, tanpa memiliki kendaraan sekalipun, pengguna aplikasi tuyul dapat menjalankan aksinya.

(Baca juga:(Video) Driver-nya Enggan Berhenti Hingga Penumpang Berteriak Minta Tolong, Ini Tindakan Grab Indonesia)

Ia tinggal membuat order dari akun yang berbeda dan menerima order tersebut melalui akunnya yang lain.

Otomatis, gambar kendaraan dalam aplikasi taksi atau ojek online dapat bergerak menuju lokasi tujuan meskipun FA tak melakukan perpindahan lokasi.

3. Ada komunitasnya

FA mengaku para pengguna aplikasi tuyul memiliki komunitas.

Ia bahkan mengaku menyewa rumah kontrakan di Jalan Aries Utama, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat.

“Kami sewa kontrakan 6 bulan, biayanya Rp20 juta. Kami bayarnya iuran saja, seikhlasnya. Kami ada 10 orang di sana,” ujar FA.

Menurut FA, tak ada yang mengoordinasi hingga terbentuk perkumpulan ini.

Menurut dia, perkumpulan para mitra ojek online ini terbentuk begitu saja atas dasar kesamaan nasib.

(Baca juga:Ngeri! Tiga Ekor Ular Kobra dengan Bisa yang Sangat Mematikan Ditemukan di Dalam Kaleng Kentang)

4. Gunakan 170 ponsel

Dalam komunitasnya, lanjut FA, ada 170 ponsel yang dibeli dengan cara iuran sukarela.

Setiap ponsel dibuat satu hingga dua akun pelanggan.

“Kalau akun pelanggannya banyak jadi kelihatan ganti-ganti pemesannya, jadi enggak dicurigai perusahaan,” katanya.

Ia mengatakan, 170 ponsel tersebut digunakan secara bergantian.

Para pengguna tuyul pun kerap menghapus dan membuat kembali akun pelanggan untuk membuat pelanggan order fiktifnya lebih variatif.

5. Penghasilan fantastis

Dengan tuyul, FA mengaku mendapat keuntungan hingga Rp10 juta per bulan tanpa harus repot-repot mengantarkan penumpang dengan menggunakan aplikasi tersebut.

(Baca juga:Bukan Daging, Inilah Menu Makan Siang Paling Enak dalam Pendidikan Komando Marinir yang Sangat Keras Itu)

FA mengatakan, dengan menggunakan aplikasi tuyul itu, dalam sehari, ia dapat membuat lima hingga enam order fiktif dalam rentang waktu pukul 14.00 hingga pukul 16.00.

Artinya, hanya butuh waktu dua jam.

Hal itu bisa dilakukan karena para pengguna aplikasi tuyul biasanya memiliki lebih dari satu ponsel yang dapat dijalankan bersamaan.

Ia mengatakan, keuntungan itu jauh lebih besar dibandingkan dengan sebelum menggunakan aplikasi pembuat order fiktif tersebut.

“Dulu saya kan mitra taksi online, saya enggak punya mobil, lalu sewa sehari Rp200.000. Belum lagi beli bensinnya. Buat narik 6 penumpang (6 perjalanan) butuh waktu seharian,” katanya.

Begitulah sekilas tentang tuyul yang kerap dipakai oleh para pengemudi taksi dan ojek online itu.

(Baca juga:Mengerikan! Aplikasi Bylock Ini Bisa Membuat 150 Ribu Orang Dipenjara)

Sumber asli: Kompas.com

Artikel Terkait