Advertorial
Intisari-online.com - Pujian mengalir untuk Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera.
Keberanian Susi menenggelamkan kapal illegal fishing atau pencurian ikan dinilai sangat berani.
"Kami apresiasi keberanian Menteri Susi menenggelamkan kapal-kapal yang curi ikan itu. Itulah yang membuat orang gemetar," ujar Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini saat membuka diskusi tentang nelayan dan kelautan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (1/2/2018).
Menurut Jazuli, seharusnya laut Indonesia yang luas memberikan kontribusi berarti bagi nelayan dan penerimaan negara. Namun, hal itu tidak terjadi di Indonesia.
BACA JUGA:Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak
Sumber daya perikanan di laut Indonesia kata dia justru banyak dicuri oleh para pelaku pencurian ikan.
Oleh karena itu, kebijakan penenggelaman kapal dirasa perlu dilakukan untuk memberikan efek jera.
"Kami support gerakan Ibu Susi ini sebagai bentuk keberpihakan kepada rakyat. Makanya kalau ada menteri lain yang tidak berpihak kepada rakyat, kita tenggelamkan juga," kata Jazuli.
Meski begitu, Fraksi PKS juga tetap mengkritik pemerintah yang masih mengimpor garam. Padahal, tutur Jazuli, Indonesia memiliki luas laut yang sangat luas.
BACA JUGA:Kisah Keanu Reeves yang Mengiris Hati, Anomali Selebritas Holywood
BACA JUGA:Kisah Nyata: Pengakuan Pria Panggilan Yang telah Meniduri 1.700 Wanita
"Ada celetukan laut kita luas kenapa masih harus impor garam? Apakah karena untuk kebutuhan rakyat atau ada spekulan? Ini juga harus dijawab," ucap Jazuli.
Saat ini kebijakan penenggelaman kapal illegal fishing justru dinilai oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan sudah cukup.
Kementerian Kelautan dan Perikanan diminta untuk menyudahi aksi penenggelaman kapal dan fokus untuk meningkatkan ekspor sektor kelautan dan perikanan. (Yoga Sukmana)
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketua Fraksi PKS: Keberanian Ibu Susi Buat Banyak Orang Gemetar"