Advertorial
Intisari-Online.com - Air di danau dadakan di Luweng Blimbing atau goa vertikal di wilayah Dusun Serpeng Wetan, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Gunung Kidul, Yogyakarta, mendadak hilang.
Air tiba-tiba habis dalam waktu 2 jam dan luas luweng semakin melebar belasan meter.
Suharto, warga setempat, mengatakan, pasca-hujan deras pada 28 November 2017, luweng dipenuhi air dan digunakan sebagai obyek wisata.
Namun, pada saat hujan deras dalam beberapa hari terakhir, termasuk pada puncaknya pada Minggu (21/1/2018), air yang awalnya hampir memenuhi cekungan habis.
(Baca juga: (Foto) Mayat-mayat Ini 'Dihidupkan' Kembali Justru dalam Acara Pemakamannya, Aneh Sekaligus Mengerikan!)
"Sejak siang sekitar pukul 14.00 WIB (air berkurang) dan habis sekitar pukul 16.00 WIB," katanya saat ditemui di lokasi, Senin (22/1/2018).
Berdasarkan pengamatan, lubang dengan diameter sekitar 300 meter dan kedalaman sekitar 60 meter memang tidak ada airnya.
Suara air jatuh ke dalam tanah terdengar jelas dari permukaan luweng. Di pinggir luweng juga terdapat gugusan tanah longsor baru.
"Selain airnya habis, sisi timur luweng juga mengalami longsor sehingga lubang melebar," imbuh Wartinah, warga lainnya.
Dia menuturkan, saat air susut dirinya sedang beristirahat di sekitar lokasi seusai memanen kacang di ladangnya.
Suara gemuruh air yang masuk ke dalam lubang di dasar luweng sempat membuat dirinya takut.
"Suaranya itu seperti gempa bumi, airnya masuk ke dalam lubang di dasar luweng. Lalu airnya habis," ucapnya.
Kepala Desa Pacarejo Suhadi mengatakan, pihaknya sudah mengimbau warga sekitar dan juga pengelola wisata untuk berhati-hati beraktivitas di sekitar lokasi.
(Baca juga: (Foto) Kisah Memilukan dari Jasad-jasad 'Abadi' para Pendaki Everest)
Sebab, tidak ada pengaman yang permanen.
Hanya seutas tali dan garis polisi pada sisi barat. Sementara itu, di beberapa sisi lainnya tidak ada pengaman.
"Kami sudah mengimbau kepada pengunjung maupun warga sekitar untuk berhati-hati karena sekitar lokasi masih rawan longsor. Sejak luweng dipenuhi air, banyak pengunjung yang datang," tuturnya.
Pihaknya akan mengirim pemberitahuan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul agar hal ini bisa segera ditindaklanjuti.
Sebenarnya pihaknya sudah meminta kepada pemerintah daerah untuk mengirimkan tenaga ahli saat luweng tersebut ambles beberapa waktu lalu, tetapi belum ada.
"Desa jelas tidak mungkin meminta penelitian karena anggarannya terbatas. Kami mohon ada solusi untuk peristiwa ini karena luweng terus melebar. Besuk saya akan mengirim surat ke BPBD," ucapnya.
Suhadi mengatakan, di desanya ada belasan luweng. Pihak desa mengupayakan untuk normalisasi agar tidak terjadi banjir seperti beberapa waktu lalu.
"Desa kami ada lima luweng yang aliran airnya tidak normal sehingga menyebabkan banjir. Nanti akan dinormalisasi," ujarnya. (Markus Yuwono)
(Baca juga: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak)
Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Air di Danau Sedalam 60 Meter di Gunung Kidul Mendadak Habis dalam 2 Jam”