Advertorial
Intisari-Online.com - Winter Olympic akan digelar di kota PyeongChang, Korea Selatan yang berjarak sekitar 110 km dari Seoul.
Olimpiade musim dingin ini akan diikuti oleh sekitar 90 negara dari seluruh bagian dunia.
Nah, momen itu, tepatnya pada Hari Selasa (9/1/2018) adalah hari bersejarah bagi Korea Utara dan Korea Selatan.
Sebab, kldua belah pihak yang diwakili oleh masing-masing lima delegasi.
(Baca juga:Inilah Tas Paling Berbahaya di Dunia, di Dalamnya Ada Tombol Pemicu Kiamat)
(Baca juga:Syngman Rhee, Presiden Pertama Korea Selatan yang Dikudeta karena Dianggap Mirip Pemimpin Korea Utara)
Hasil dari pertemuan itu adalah bahwa Korea Utara setuju untuk mengirim delegasi atlet untuk mengikuti olimpiade di Korea Selatan.
Namun, seperti dilansir dari BBC, Korea Selatan masih meminta beberapa negosiasi.
Permintaan Korea Selatan yaitu :
1. Kedua perwakilan negara akan membuka acara olimpiade secara bersama-sama sebagai sebuah kesatuan, yaitu Korea.
2. Korea Selatan meminta untuk mengadakan acara reuni keluarga pada tahun baru Imlek, tepat saat pertengahan acara olimpiade.
3. Korea Selatan juga meminta negosiasi dilanjutkan dalam upaya mereka menghentikan program nuklir Korea Utara.
4. Korea Selatan akan mempertimbangan untuk membantu Korea Utara terbebas dari sanksi PBB secara sementara agar Korea Utara bisa mengikuti Winter Olympic 2018.
Namun, semua permintaan ini belum dijawab oleh pihak dari Korea Utara.
Pertemuan antara kedua saudara yang terpisah akibat perang Korea ini digelar di desa perbatasan aman, yaitu di Panmunjom.
Kedua presiden dari dua negara ini menyaksikan pertemuan ini melalui rekaman langsung dari CCTV.
(Baca juga:Penting! Lowongan CPNS 2018, Mulai Dari Waktu Pendaftaran Hingga Persyaratannya)
Ini dilaksanakan setelah pernyataan Kim Jong Un di awal bulan bahwa dia mungkin akan mempertimbangkan untuk mengirim atletnya ke Korea Selatan.
Setelah pernyataan itu, Korea Selatan mencoba menghubungi Korea Utara dan Kim Jong Un berkata bahwa dia setuju mengadakan pertemuan kedua negara dengan satu syarat.
Yaitu, Korea Selatan harus menunda operasi militer gabungan dengan Amerika Serikat.
Korea Utara melihat operasi militer gabungan itu bisa mengancam kegiatan militer mereka, sehingga langkah ini diambil untuk meredakan suasana panas antar dua negara tersebut.
Benarkah ini upaya perdamaian?
Keputusan dari pertemuan ini mengejutkan banyak pihak.
Sebelumnya, kedua negara ini beanr-benar melakukan perang dingin sejak tahun 2015.
Bahkan, selama dua tahun itu pihak perbatasan Korea Utara tidak pernah sekalipun menjawab telepon dari pihak Korea Selatan.
Dua negara ini memiliki saluran telepon khusus dua jalur, satu hanya untuk menelepon, dan satu saluran khusus menjawab.
Setiap harinya, pihak Korea Selatan mencoba menghubungi Korea Utara melalui telepon tersebut.
Kontak dicoba tiap pagi dan sore, setiap hari selama dua tahun tanpa berjeda.
(Baca juga:9 Fakta Unik dari Negara Super Rahasia Korea Utara, Nomor 6 Paling Tak Terduga)
Namun, awal tahun ini akhirnya saluran telepon itu tersambung dan diangkat oleh Korea Utara.
Awal mula perang dingin dua tahun itu sendiri ketika Korea Selatan membatalkan kerja sama ekonomi di tahun 2015 setelah pihak Korea Utara melakukan peluncuran roker dan uji coba nuklir.
Pihak Korea Selatan sendiri berharap bahwa perubahan baik ini memang menuju pada hal positif bagi kedua negara.
Seperti yang kita ketahui, selama ini Korea Selatan mencoba untuk menyatukan kembali "keluarga" yang terpisah itu.
Meski begitu, banyak pihak yang menilai bahwa ini hanya salah satu upaya Kim Jong Un untuk menggagalkan rencana operasi militer gabungan antara Korea Selatan dengan Amerika Serikat.
Apalagi, sebelumnya ada perang di media sosial antara Kim Jong Un dengan Donald Trump mengenai tombol nuklir siapa yang lebih besar.
(Baca juga:Kejam! Hanya Gara-gara Kehilangan Tablet, Ibu Ini Jambak, Tendang, dan Banting Bayinya ke Lantai)