Uang saku untuk anak kelas 6 SD atau anak SMP bisa menggunakan sistem mingguan.
Ini menjadi kesempatan bagi anak untuk mengelola keuangan secara jangka lebih panjang dibandingkan harian.
Frekuensi pemberian uang saku bisa meningkat menjadi bulanan jika anak bisa mengelola uang saku yang diberikan saban pekan.
Namun, jika uang saku sudah habis sebelum akhir pekan, anak belum lulus mengelola keuangan secara mingguan.
Sebaiknya, frekuensi pemberian uang saku tidak ditingkatkan menjadi bulanan.
Boleh jadi, frekuensi pemberian uang saku kembali ke sistem harian jika memang pengelolaan uang saku anak makin memburuk.
“Jangan sampai diberi uang saku untuk satu bulan tapi sudah habis dalam tiga hari pertama. Itu tandanya belum lulus,” ujar perencana keuangan lainnya, Pandji Harsanto, perencana keuangan OneShildt Financial.
Seiring kematangan pengelolaan keuangan, anak SMA biasanya sudah bisa memikul kepercayaan untuk mengelola keuangan secara bulanan.
Begitu pula, uang saku untuk mahasiswa sebaiknya juga diberikan secara bulanan.
(Baca juga: Xavier Elliot, Bocah 10 Tahun yang Membuatkan Baju untuk Para Tunawisma dengan Uang Sakunya)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR