Advertorial
Intisari-Online.com – Apakah kondisi tulang belakang berkaitan dengan penyakit-penyakit lain?
“Bisa saja, tapi tidak selalu,” jawab dr. Michael Triangto, Sp.KO., spesialis kedokteran olahraga, di Slim and Health Sports Therapy, Jakarta.
“Rasa sakit di tulang belakang biasanya menjadi tanda adanya masalah di tulang belakang itu sendiri.”
Dr. Triangto menjelaskan hal itu bisa berupa skoliosis, kondisi otot yang terus-menerus berada dalam posisi tertentu sehingga lama-kelamaan menimbulkan rasa sakit.
(Baca juga:Li Longbiao, Mahasiswa Berprestasi yang Menderita Tumor Tulang Belakang)
(Baca juga:Bayi Ini Harus Menempuh Hampir Separuh Bumi untuk Melepas 'Kelebihan' Kaki dan Tulang Belakangnya)
Atau bisa juga karena ada saraf yang terjepit yang secara otomatis menimbulkan rasa sakit. Kondisi saraf yang terjepit ini juga dapat menimbulkan rasa sakit di bagian tubuh lain.
Misalnya ketika sumsum tulang belakang terserang tumor sehingga tulang belakang mengalami tekanan.
Bahkan karena masih sebagai kesatuan dari sistem saraf pusat, otak juga dapat terkena dampaknya.
Jika yang terserang bagian otak yang terhubung dengan mata, maka mata akan mengalami sakit atau bahkan gangguan penglihatan.
Kalau begitu, apakah dapat diartikan dalam kondisi badan yang tidak sehat, kita menjadi riskan mengalami sakit di tulang belakang kita?
Bisa saja dilihat seperti itu. Misalnya seorang atlet yang sedang sakit.
Saat melakukan suatu gerakan - yang dalam kondisi sehat dapat dilakukan tanpa rasa sakit - tiba-tiba dia mengalami cedera.
Dalam kondisi sakit, seperti flu, atlet tersebut tidak dapat mempertahankan fokus, ototnya sulit untuk bereaksi dengan cepat, atau adanya gangguan dalam menjaga keseimbangan tubuh.
Saat flu, seseorang sangat mungkin mengeluhkan rasa sakit atau linu pada otot dan sendinya akibat infeksi virus.
(Baca juga:Seorang Pria dengan Cedera Syaraf Tulang Belakang Berhasil Diselamatkan oleh Hidungnya)
Apakah saya perlu segera berobat ke dokter untuk mengobati sakit di tulang belakang ini?
Tidak perlu langsung berobat ke dokter. Alangkah baiknya memberi rentang waktu yang lebih lama, yaitu sekitar satu hingga dua pekan.
Pada dasarnya tubuh memiliki kemampuan untuk menyembuhkan penyakit yang tergolong self limiting desease, yang tidak berimplikasi pada sakit yang lebih parah atau bahkan menyerang bagian tubuh lain.
Bahkan ada yang bisa pulih hanya dalam tempo 24 jam.
Biasanya, sakit tulang belakang yang disebabkan pergerakan otot yang berat seperti mengangkat beban yang berat atau setelah berolahraga, tanpa diobati dapat sembuh.
Bisa juga dibantu dengan memberikan obat-obat rumah seperti parasetamol untuk meredakan rasa sakit atau dikompres dengan air hangat.
Jika setelah dua minggu rasa sakit masih terasa, barulah kita bisa memutuskan untuk pergi ke dokter.
(Baca juga:Tulang Belakang Buatan untuk Pria yang Terkena Kanker Tulang Berhasil Diciptakan)