Advertorial
Intisari-Online.com – Wow, drive-thru ternyata kini tidak hanya untuk memesan makanan atau tarik uang di ATM dengan cepat.
Drive-thru juga digunakan untuk memberi penghormatakan kepada orang yang meninggal.
Ini artinya, teman atau kenalan dari almarhum tidak perlu keluar dari mobilnya untuk memberikan penghormatan terakhir.
Pelayanan baru dengan drive-thru inilah yang ditawarkan oleh rumah duka Aishoden di Ueda, Prefektur Nagano, Jepang.
(Baca juga:Shukatsu Festa, Festival Khusus yang Diselenggarakan Untuk Mempersiapkan Kematian di Jepang)
Ueda adalah sebuah kota menengah yang ada di prefektur di Jepang bagian tengah tersebut.
Pelayanan ini tujuan utamanya adalah untuk memudahkan para tetua atau disabilitas untuk menghadiri pemakaman.
Namun, tidak tertutup kemungkinan pelayanan ini digunakan pula di masa depan oleh mereka yang tidak punya waktu banyak.
Pada pekan lalu, sebuah tur digelar oleh rumah duka ini untuk memperlihatkan jenis pelayanan baru mereka.
Para warga lokal pun berbaris untuk melihat inovasi terbaru di kota mereka itu.
Para pelayat dengan drive-thru dapat menghentikan mobi mereka di dekat sebuah jendela.
Mereka memasukkan nama dan alamat di alat yang diberikan kepada mereka oleh seorang resepsionis.
Pelayat kemudian memberikan uang duka cita dan menyalakan dupa untuk arwah yang meninggal.
(Baca juga:Akhirnya, Pembuat Pola Geometris Misterius yang Ditemukan di Dasar Laut di Jepang Pada Tahun 1995 Terungkap)
Normalnya, di pemakaman cara Buddish yang biasa, ritual menyalakan dupa dilakukan di altar.
Dilansir dari Kyodo News, beberapa waktu lalu, wajah pelayat drive-thru dan ritual menyalakan dupa yang diberikan akan ditampilkan dalam monitor di dalam rumah duka.
Dengan demikian, pelayat lainnya dapat mencatat siapa saja yang hadir dalam upacara kematian itu.
“Ini bagus karena menjawab perasaan orang-orang yang tidak bisa ikut serta dalam upacara pemakaman,” kata Kazuhiro Ogura (30 tahun), seorang warga yang ikut tur pengenalan drive-thru ini.
Ia pikir, pelayat yang tua juga senang akan fakta bahwa mereka datang ke upacara pemakaman, sekalipun mereka tidak keluar dari mobilnya.
(Baca juga:Tomoyuki Yamashita, Panglima Militer Jepang Terhebat yang Dihukum Mati Akibat Aksi Balas Dendam AS)