Advertorial
Intisari-Online.com - Seperti pasukan profesional lainnya para pejuang Hizbullah yang selama ini gigih bertempur melawan Israel juga memiliki pasukan komando.
Jumlahnya sekitar lima kompi. Satu kompi jumlahnya sebanyak 150-250 orang.
Mereka dilatih di basis marinir Iran dan memperdalam teknik komando dan intelijen.
Oleh karena itu para anggota dinas intelijen Iran, berperan sangat penting dalam pembentukan pasukan ini.
(Baca juga: Gara-Gara Taktik Akal Bulus Suriah dan Operasi Intelijen Hizbullah, Militer Israel yang Hebat pun Kalah)
Dalam keadaan tenang, para personel Pasukan Komando Hizbullah melaksanakan tugas sebagai pasukan penjaga para pemimpin Hizbullah.
Sementara dalam kondisi bertempur, mereka beroperasi secara senyap di belakang garis musuh (behind enemy lines).
Satu peristiwa penting telah menunjukkan kemahiran bertempur pasukan elit ini.
Pada tanggal 10 Juli 2006, satu kompi Pasukan Komando Hizbullah berhasil masuk ke garis belakang pertahanan Israel.
Mereka beroperasi selama 48 jam di wilayah Israel tanpa terdeteksi.
Dua hari kemudian, yakni 12 Juli 2006 mereka melancarkan penyerangan terhadap tentara Israel yang sedang melakukan patroli.
Serangan secara senyap itu berhasil membunuh delapan orang prajurit dan menyandera dua lainnya.
Atas aksi serbuan Pasukan Komando Hizbullah itu Israel pun geram dan dan membalasnya dengan cara melakukan agresi militer.
(Baca juga: Kisah Pilu Marina Chapman: Dibuang ke Hutan, Dirawat Kera, Lalu Dijadikan Budak Seks)
Pada minggu pertama pertempuran karena tentara Israel masuk ke perbatasan mereka mendapat perlawanan hebat dari para pejuang Hizbullah di Bint Jbeil.
Tapi dengan cepat pasukan Israel berhasil menguasai desa-desa di Libanon Selatan itu.
Menyadari banyak wilayah Libanon Selatan dikuasai Israel, pemimpin tertinggi Hizbullah, Hassan Nasrallah segera memerintahkan pengiriman Pasukan Komando ke wilayah penting itu.
Satu kompi pun dikirim untuk bertempur secara profesional.
Hanya dalam tempo tiga minggu, pasukan Israel akhirnya mundur dari Libanon Selatan ditandai dengan hancurnya tank-tank Merkava yang mereka agungkan.
Banyak pihak tak percaya atas kemampuan para pejuang Hizbullah, tetapi itulah faktanya.
Selain memiliki pasukan komando yang mumpuni, di bidang kekuatan artileri, Hizbullah juga memiliki tiga Brigade Roket.
Brigade pertama disebut Brigade Nassar. Brigade ini dipersenjatai roket Katyusha kaliber 107 mm dan 220 mm buatan Iran dan Suriah.
Brigade yang kedua adalah Brigade khaibar-I. Brigade ini dipersenjatai rudal jarak medium Naziyat buatan Iran.
Roket lainnya adalah Katyusha kaliber 302 buatan Suriah dengan jarak jelajah mencapai 110 km, Fair-5 (110 km) serta Zelzal-1 yang mampu mencapai target sejauh 120 km.
Sementara Brigade ketiga (tidak disebutkan namanya) dipersenjatai dengan rudal jarak jauh Zelzal-2 dengan jarak jangkau 250 km.
Demi menimbulkan kehancuran dan efek kemusnahan lebih besar di pihak Israel, konon Iran mengirim lagi rudal Zelzal yang sudah diperbarui.
Rudal tersebut mampu menjangkau jarak hingga 450 km.
Dengan kekuatan yang diluar perkiraan itulah, Israel menyadari kalau Hizbullah bukanlah lawan sembarangan hingga saat ini.
Bahkan sesumbar pasukan Hizbullah yang siap memusnahkan pasukan dalam pertempuran telah membuat nyali para personel pasukan Israel menciut.
(Baca juga: Misteri Kubah Batu Yerusalem: Sumur Jiwa, Pusat Dunia, dan Tempat Disimpannya Tabut Perjanjian)