Amin kabur, mula-mula ke Libya, kemudian menetap di suatu tempat di Arab Saudi sampai kini.
Setelah 15 tahun dalam pengasingan, South China Morning Post edisi 20 Februari 1993 memuat laporan Tom Stacey yan g baru-baru ini mewawancarainya.
Ia hidup bersama 9 anak dan Mama ‘a Chumaru, ibu dari ke 4 anaknya yang terkecil.
September lalu, Chumaru baru melahirkan anak bungsu Amin, yang ke-43.
"Punya satu istri saja ternyata lebih ehak," kata Amin.
Bagaimana dengan istri-istrinya yang lain?
"Ketika saya bukan presiden lagi, beberapa dari mereka sudah tak mau lagi dengan saya. Saya terima saja."
Dengan mobil Chevrolet-nya, Amin mengajak Stacey berkeliling-keliling.
Tanpa pengawal. Di kantor penerbangan setempat, Amin langsung disambut gembira oleh petugas bagian tiket, "Sheik Amin!"
Amin malah sempat main tinju-tinjuan dengan salah seorang sampai cangkir teh orang itu terjatuh.
Ensiklopedia Britannica menyebutkan angka 100.000 - 300.000 orang yang dianiaya dan dibunuh sepanjang pemerintahan Idi Amin.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR