Advertorial
Intisari-Online.com- Anda mungkin tidak pernah mendengar namanya, atau dia tidak sepopuler Neil Amstrong.
Tapi mungkin Anda pernah melihat foto Bruce McCandless yang terkenal.
Dilansir pada National Public Radio, jumat kemarinastronot NASA ini menghembuskan nafas terakhirnya tepat di usia 80 tahun.
McCandless telah lama menjadi astronot sebelum dia terbang dengan pesawat terbang ke luar angkasa.
Baca Juga:Putri Che Guevara yang Gigih Membela Palestina Ini Khawatir Donald Trump 'Menghancurkan' Kemanusiaan
Ketika Neil Amstrong menginjakkan kaki di bulan pada 1969, adalah Bruce McCandless yang berkomunikasi dengannya dari ruang kontrol NASA.
Selagi menunggu gilirannya pada 1984, McCandless juga merancang Unit Manuver Berawak (MMU) sebuah jet berisikan nitrogen yang dapat mendorongnya melayang di luar angkasa.
Dalam kondisi Perang Dingin, pada tahun 1984 Amerika Serikat berusaha menanding-nandingi Uni Sovyet sang pioner yang telah berhasil lebih dahulu menerbangkan manusia ke luar angkasa pada 1961.
Misi AS tersebut terlaksana dengan menggunakan pesawat ulang alik Challenger dan MMU (roket bertenaga jet).
Ketika terbang dan melayang di luar angkasa yang berada dalam benak Bruce McCandless adalah kawannya, Neil Amstrong.
"Ini mungkin tidak seberapa bagi bagi Neil, tapi ini sungguh luar biasa bagi saya," pikirnya.
Dia telah dilatih bertahun-tahun untuk misi penerbangan itu, semuanya berjalan lancar kecuali satu hal.
McCandless tidak menyangka suhu di dalam setelan baju astronot sangat dingin.
"Saya kedinginan, gigi saya bergetar, saya menggigil," katanya dalam wawancara setelahnya.
Baca Juga:Kiamat Bisa Disebabkan oleh Kecerdasan Buatan: Berikut 4 Fakta Menyeramkan AI
Baca Juga:Misteri Klub 27: Inilah Penjelasan Kenapa Banyak Musisi Rock Mati di Usia 27
McCandless mengatakan bahwa dia sangat banggaatas pencapaiannya.
Anak-anak muda berdatangan mendekatinya untuk mengatakan bahwa mereka telah melihat fotonya.
Dia berharap hal itu akan menginspirasi generasi penjelajah berikutnya.
Bruce McCandless ingin generasi berikutnya berkata, "Saya dapat melakukan lebih baik dari pada itu."
Baca Juga:Berkah atau Bencana? Alami Mutasi Gen, Satu Keluarga di Italia Ini Tidak Dapat Merasakan Sakit