Advertorial
Intisari-Online.com - Framebridge Susan Tynan adalah pendiri startup internet framing populer di Washington DC.
Tynan mengalami banyak pasang-surut dalam karir startup-nya yang sukses.
Quote favorit Susan adalah "Abaikan orang yang menganggap ide Anda tidak mungkin direalisasikan."
Didirikan pada tahun 2014, dia telah mengumpulkan hampir $ 37 juta (sekitar 502 miliar rupiah) dari para pendukung seperti NEA dan Steve Case's Revolution Ventures dengan valuasi senilai $ 58 juta (sekitar 787 miliar rupiah), menurut Pitchbook.
BACA JUGA:Pernah Ditolak Mark Zuckerbeg, Jan Koum Sukses Bikin WhatsApp Yang Bernilai Rp253 Triliun, Keren!
Perjalanan Tynan ke CEO menunjukkan bahwa jalan menuju kesuksesan dikarenakan keteguhan dan determinasi daripada hal lainnya.
Pada tahun 2006, dia adalah seorang MBA Harvard yang bekerja pada startup Steve Case yang disebut Revolution Health.
Ia memulai karirnya dengan menjalankan tugas di Gedung Putih saat Obama masih menjabat sebagai presiden.
Meskipun ia tidak memiliki pengalaman dalam pemerintahan, dia memutuskan bekerja untuk Obama akan menjadi "pekerjaan impiannya."
Kurang dari dua tahun di Gedung Putih, Tynan berhenti untuk bergabung dengan LivingSocial dan membantu mereka meluncurkan lini produk baru.
Kecepatan dunia startup membuat kepalanya berpikir keras.
Pada hari Senin, ia memulai karyanya dan diberi tahu bahwa produk pertamanya akan diluncurkan pada hari Jumat.
Dia kemudian meluncurkan tiga lini produk untuk LivingSocial sebelum terjun ke pekerjaan lain di startup lain, yang disebut Taxi Magic.
Gagasan untuk Framebridge terjadi padanya saat dia masih tinggal di LivingSocial.
Dengan beberapa tahun pengalaman, dia merasa siap, namun para investor tidak mau mendanainya.
BACA JUGA:Bukan Pendidikan Apalagi Status Sosial, Kesuksesan Lebih Ditentukan oleh Pola Pikir Kita
Kemudian ia berkenalan dengan Dayna Grayson, seorang VC di NEA.
Dia mendukung, mengajari dan mengirimnya pada investor lain.
Tynan berkata menaikkan modal adalah permainannya sendiri tentunya dengan aturan dan etiketnya sendiri.
Tantangan sebenarnya adalah saat menjalankan bisnis.
Dengan dana yang didapat, Tynan meluncurkan Framebridge tapi ia hampir menjadi korban kesuksesannya sendiri.
Pada tahun 2015, Hari Raya besar pertama perusahaan itu sangat sukses dan mendatangkan banyak pelanggan dan banyak proyek.
BACA JUGA:Lewat Jalur Tengkorak dan Modal Rp60.000, Mantan Anak Jalanan Ini Sukses Jadi Pengusaha Sablon
Namun hal itu tidak dapat dipenuhi oleh stafnya.
Alih-alih pengerjaan proyek satu minggu yang dijanjikan, pelanggan malah harus menunggu berminggu-minggu.
Reputasinya untuk layanan pelanggan dan pemasaran utama akan segera bermasalah dengan hal tersebut.
Tynan menulis surat permintaan maaf yang tulus kepada pelanggan, memberi mereka tanggal yang lebih realistis dan merekrut karyawan.
Mereka bekerja tujuh hari dalam seminggu sampai Juli dan Agustus.
Mereka mempekerjakan lebih banyak pekerja yang menguasai algoritma.
Dia juga menyewa seorang manajer produksi berpengalaman yang bisa mengajarinya cara merencanakan pesanan setiap hari.
Maju cepat ke 2017 dan Tynan sekarang mempekerjakan 200 pekerja tetap dan akan segera menjadi 400 orang selama musim liburan.
Framebridge, sementara itu, telah melakukan kesepakatan dengan Target, dan Crate & Barrel.
Dan Tynan juga membangun pabrik AS pertamanya di Kentucky.
BACA JUGA:Sukses Luncurkan Rudal Balistik Baru, Warga Korut pun Bersorak-sorai di Lapangan Kim Il-sung