Tak lama kemudian sejumlah heli CH-53 menyusul mendarat dan siap mengangkut mahasiswa AS yang berhasil dievakuasi.
Untuk melindungi operasi evakuasi yang cukup riskan itu, sejumlah pesawat A-7 Corsair dan AC-130 gunship yang terbang dari kapal induk USS Independence terus terbang berputar-putar di udara dan bertugas sebagai payung udara.
Berdasar pengalaman telah mendapatkan perlawanan sengit dari pasukan Grenada ketika melaksanakan serbuan amfibi, kali ini pasukan AS melakukan bombardemen terlebih dahulu.
Setelah kawasan Grand Anse dihujani tembakan artileri, mortir, dan pemboman dari udara, serbuan St George pun dimulai.
Pasukan Grenada yang bertahan di gedung-gedung tinggi yang berada di sekitar kawasan Grand Ase berusaha keras menahan serbuan pasukan AS sehingga menimbulkan perang kota dalam jarak dekat yang sengit.
Satu heli CH-46 yang sedang mengudara untuk mengevakuasi pasukan tiba-tiba rotor belakangnya menghantam pohon palem dan pilotnya memutuskan melaksanakan pendaratan darurat.
Setelah melalui pertempuran yang hanya berlangsung singkat, proses evakuasi untuk menyelamatkan 200 mahasiswa AS di St George akhirnya sukses.
Memasuki hari ketiga pertempuran, 27 Oktober 1983, militer AS melancarkan serbuan besar-besaran di pusat kota St George.
Puluhan heli transport yang mendaratkan pasukan Ranger terus berdatangan dan dilindungi oleh pesawat tempur A-6, A-7E, dan AC-130 H Spectre gunship.
Tapi dalam pertempuran sengit di hari ketiga itu korban yang cukup besar jatuh di pihak militer AS.
Sejumlah pasukan Ranger tewas dan tiga heli UH-60 A Blackhawk hancur, dua unit AH-ITOW dan satu unit CH-47 hilang.
Ketika Operations Urgent Fury berakhir dan AS sukses menguasai Grenada, kerugian yang dialami oleh AS antara lain 18 prajurit tewas, dan 116 luka.
Sedangkan militer grenada kehilangan 45 tentara, 337 prajurit terluka.
Sementara secara keseluruhan helikopter AS yang rusak atau hancur adalah satu unit 500HD Defender dan tiga unit UH-60 Blackhawk , satu unit OH-58 Kiowa dan satu unit Blackhawk rusak parah, dua AH-IT Sea Cobra dan satu unit UH-46 Sea Knight rusak berat.
Dari sisi militer gugurnya sejumlah pasukan khusus AS bisa terjadi karena militer Grenada ternyata telah menyiapkan diri dari gempuran militer AS yang dinilai terlalu tergesa-gesa.
Perlawanan di pantai Grenada ketika pasukan AS mendarat jelas menunjukkan bahwa pasukan Grenada telah siap menyambut dan tidak merasa takut berhadapan dengan pasukan AS.
Sebagai negara kecil yang dengan gagah-berani bertarung melawan raksasa militer AS, Grenada memang akan kalah.
Tapi kekalahan itu merupakan tindakan kesatria sekaligus menunjukkan ke dunia internasional bahwa operasi militer AS masih banyak memiliki kelemahan yang berakibat fatal.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR