Alasannya, kelompok Hizbullah ini tidak terbukti terlibat dalam perang saudara Lebanon dan lebih mengutamakan penggunaan senjatanya untuk memerangi pasukan Israel yang masih menduduki sejumlah wilayah di Lebanon.
(Baca juga: Ayatollah Khomeini, Pencetus RevolusI Iran yang Gigih Memerangi AS dan Israel Sampai Akhir Hayatnya)
Israel pun menjadi sangat kecewa atas sikap pasukan perdamaian Suriah yang sangat merugikan pihaknya itu.
Tanpa berpikir panjang pasukan Israel pun kemudian melancarkan serangan besar-besaran ke Lebanon Selatan dengan tujuan menghancurkan kekuatan Hizbullah dan menarik simpati rakyat Lebanon.
Namun serangan Israel ke Lebanon justu menimbulkan kehancuran dan membuat marah rakyat Lebanon yang kemudian malah mendukung Hizbullah.
Roket-roket Hizbullah pun makin banyak menghujani wilayah Isarel sehingga membuat pemerintah Isarel frustasi.
Pada bulan Juli-Agustus 2006 pasukan Israel kembali melancarkan serangan besar terhadap Hizbullah, suatu strategi tempur yang menandakan pasukan Israel tidak belajar dari pengalaman sebelumnya.
Pemerintah Israel makin tidak mendapat simpati, dan pejuang Hizbullah yang saat itu dalam kondisi lebih siap benar-benar berhasil menunjukkan taringnya.
Di sisi lain operasi intelijen yang dilancarkan para pejuang Hizbullah juga berlangsung efektif.
Serbuan pasukan Israel yang sangat agresif dan brutal serta banyak memakan korban jiwa penduduk Lebanon yang tidak bersalah dengan cepat diberitakan oleh media Hizbullah di tingkat lokal, nasional, hingga internasional.
Kekejaman pasukan Israel pun makin mendapat kecaman internasional sebaliknya para pejuang Hizbullah makin mendapatkan legitimasi dari rakyat Lebanon dan bahkan dunia internasional.
Sayap pelayanan Hizbullah secara intelijen juga melaksanakan langkah taktis, korban luka segera ditolong dan diberi sejumlah uang untuk menjamin kehidupannya.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR