Advertorial

Bayinya Meninggal karena Telat Mendapat Penanganan, Ibu: Saya Kecewa kepada Petugas Puskesmas

Moh Habib Asyhad

Editor

“Saya enggak punya uang, takut dibawa ke rumah sakit. Akhirnya saya kembali ke rumah dengan kondisi anak tambah lemas, dan akhirnya Minggu (10/12) meninggal dunia,” ceritanya.
“Saya enggak punya uang, takut dibawa ke rumah sakit. Akhirnya saya kembali ke rumah dengan kondisi anak tambah lemas, dan akhirnya Minggu (10/12) meninggal dunia,” ceritanya.

Intisari-Online.com -Kekecewaan mendalam dirasakan oleh Emiti.

Perempuan warga Desa Sidamulya, Wanasari, Brebes, Jawa Tengah, itu harus kehilangan bayinya pada Minggu (10/12) kemarin gara-gara telat memperoleh penanganan.

Menurut perempuan 32 tahun itu, dirinya ditolak mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Sidamulya pada Sabtu (9/12). Alasannya, berkas administrasi Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dibawanya kurang lengkap.

(Baca juga:Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)

(Baca juga:Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)

“Tiga petugas di puskesmas enggak nanggepin, mereka diam, enggak ngurusi. Saya kecewa, padahal anak saya badannya masih segar dan gemuk, cuma muntah dan beraknya parah,” ungkanya sembari menangis.

Setelah ditolak puskesmas, Emiti berjalan kaki ke bidan desa. Tapi kondisinya sepi. Setelah itu dirinya ke balai desa dan berniat ke polindes, tetapi sudah tutup.

“Saya enggak punya uang, takut dibawa ke rumah sakit. Akhirnya saya kembali ke rumah dengan kondisi anak tambah lemas, dan akhirnya Minggu (10/12) meninggal dunia,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Brebes dr Sri Gunadi Parwoko mengaku akan melakukan kroscek terkait kasus tersebut.

Dinas Kesehatan akan melihat permasalahan dengan turun ke Puskesmas Sidamulya.

(Baca juga:Salah Kaprah Penanganan Gigitan Ular Berbisa, Ini Yang Benar Menurut Dokter)

(Baca juga:Kuburan Robot Menjadi Saksi Bisu Kegagalan Penanganan Nuklir di Fukushima, Jepang)

“Sebenarnya kalau darurat itu kami tidak melihat apa-apa. Pasien harus dilayani terlebih dahulu, administrasi menyusul,” ujar Sri Gunadi.

Dia menambahkan, jika pihaknya menemukan pelanggaran yang tidak sesuai dengan standar operasi pelayanan (SOP), akan ditindak sesuai dengan aturan.

“Kami ada teguran, tertulis, dan lisan. Jangan sampai ini terulang kembali karena puskesmas dan rumah sakit sebagai pelayanan publik harus menjaga mutu,” tutur Sri Gunadi.

(Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com dengan judul "Bayinya Meninggal, Sang Ibu Mengaku Kecewa karena Tidak Direspons Petugas Puskesmas")

Artikel Terkait