Letnan Satu Naser Hazam dari Badan Imigrasi Anti-Ilegal pemerintah di Tripoli mengatakan kepada CNN bahwa meskipun dia belum menyaksikan sebuah lelang budak, dia mengakui bahwa gerombolan terorganisir mengoperasikan cincin penyelundupan di negara tersebut.
"Para penyelundup ini bisa membawa 100 orang imigran dalam kapal mereka. Mereka hanya memikirkan uang, atau imigran itu akan berakhir dibuang di tengah laut", kata Hazam.
Tidak jarang acara pelelangan budak ini dilakukan di daratan, di sebuah kota yang nampaknya masih di Libya, di mana semua terlihat normal.
Seorang mantan budak yang berhasil selamat, Victory, menceritakan pengalamannya selama ditahan oleh para penyelundup.
Victory juga dilelang dalam pasar budak sebagai buruh harian dengan ancaman hukuman jika menolak.
Setiap hari, Victory terpaksa melayani tuan-tuannya dengan melakukan berbagai pekerjaan kasar.
Penyelundup yang tidak puas dengan hasil penjualan Victory sebagai budak harian kemudian beralasan bahwa selama ditahan, makan dan minum Victory dihitung sebagai hutang.
Untuk melunasinya, Victory kembali dilelang dengan harga lebih tinggi.
Hingga akhirnya, keluarga Victory membebaskannya dengan membayar sejumlah uang yang cukup besar pada para penyelundup itu.
Dengan banyaknya konflik daerah dan lemahnya kondisi ekonomi di berbagai wilayah Afrika, perdagangan budak menjadi isu serius.
Pemerintah harus benar-benar mengawasi perdagangan budak ilegal dan menyelamatkan lebih banyak warga Afrika dari perangkap mematikan ini.
Tonton video pelelangannya ini :
Source | : | cnn.com |
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR